Archive for Desember 2016
TOPIK KHUSUS-PELAPORAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
1.
PELAPORAN
KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
1.1 Pengertian pelaporan
kinerja
Pelaporan
kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan
kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggung jawabkan.
Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas. Entitas yang mempunyai
kewajiban membuat pelaporan kinerja organisasi sektor publik dapat
diidentifikasi sebagai berikut : pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit
kerja pemerintahan, dan unit pelaksana teknis.
1.2 karakteristik pelaporan
kinerja organisasi sektor publik yang berkualitas
focus pada hal-hal yang penting
criteria
kualitas informasi pelaporan yang dipercaya dan hanya menyajikan hal-hal yang
penting dapat dipilih menjadi tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. mengetahui
apa yang dianggap penting oleh users
pelaporan
kinerja yang baik dicerminkan dengan pemahaman pemakainya tentang : (1) hal-hal
yang penting diketahui (2) apa yang dilakukan dengan laporan kinerja tersebut
(3) bagaimana menggunakan laporan tersebut
b. memuat
informasi tentang tujuan utama pelaporan kinerja dan komitmen komitmennya pada
pencapaian hasil
c. memuat
informasi yang dinilai paling penting oleh organisasi sektor publik dari aspek
kinerja.
Menghubungkan tujuan dengan hasil
pelaporan
mengenai hal yang telah hal yang telah dicapai dengan apa yang diharapkan di
satu sisi dapat member peluang, namun di sisi lain juga mngandung risiko.
Dikatakan member peluang karena pelaporan kinerja dapat memicu diskusi dan
debat untuk menghasilkan keputusan yang lebih matang dalam alokasi sumber daya
dan kinerja yang diharapkan.
Menyajikan hasil sesuai dengan konteksnya
Factor
kontekstual harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan, strategi, investasi,
dan kinerja yang diharapkan. Besarnya kapasitas sangat ditentukan oleh akurasi
instrument kebijaksanaan, aransemen-aransemen kolaborati, atau penentuan sumber
daya manusia, keuangan, intelektual, dan sumber daya fisik. Dalam kondisi awal,
pembangunan kapasitas merupakan hasil yang penting. Pemahaman yang baik tentang
kinerja harus diletakkan menurut isu output, di mana pencapaian tujuan jangka
pendek merupakan cermin dari kemampuan pencapaian hasil di masa depan.
Factor
konstektual lainnya adalah peran organisasi dalam lingkup yang lebih besar.
Masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap misi dan pencapaian
tujuan yang diemban organisasi pelayanan publik, selain pemerintah.
Mengaitkan sumber daya dengan hasilnya
Strategi
yang ditentukan juga harus meliputi apa yang diterapkan untuk mencapai tingkat
hasil tertentu. Penjelasan atas strategi pencapaian tujuan akan meliputi
bagaimana organisasi sektor publik mencapai sasaran programnya, mengalokasikan
sumber daya, dan membantu memahami hubungan sebab akibat serta asumsi-asumsi
yang digunakan.
Menyajikan informasi yang bersifat komparatif
Dua
factor pembanding yang dapat dipertimbangkan yaitu :
a. hasil
kegiatan sebelumnya
penyajian
informasi pembandingan yang telah dihasilkan dalam periode sebelumnya, akan
dapat membantu analisis tujuan jangka panjang, seperti konsistensi dan
stabilitas kinerja yang dilaporkan
b. hasil
kegiatan dari organisasi sejenis
penyusunan
pelaporan kinerja dapat membandingkan kinerjanya dengan organisasi sejenis yang
dianggap terbaik di bidangnya, atau membandingkannya dengan sekelompok
organisasi sejenis.
Mempertimbangkan factor keandalan/reliabilitas
Factor
yang menentukan relaibilitas pelaporan kinerja adalah kinerja organisasi
pelayanan publik, pilihan metoda pengukuran kinerja yang dipakai, dan analisis
cost effectiveness dari pendekatan alternative yang tersedia. Pelaporan kinerja
hendaklah menyajikan pembahasan atas ukuran yang dipakai, sehingga tingkat realibilitas
laporan tetap tinggi.
1.3 fungsi pelaporan kinerja
unit
kerja organisasi ektor publik menghadapi beberapa persaingan peningkatan hasil
dan penyediaan pelayanan yang lebih efektif dan efisien. Pertama, kekurangan
kompetensi yang sebenarnya. Kedua, sulit mengukur, mengkomunikasikan, dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan program pelayanan publik. Ketiga, organisasi
sektor publik membatasi substansi pelayanan untuk mencapai hasil yang lebih
optimum.
pelaporan kinerja sebagai motivator untuk meningkatkan
kinerja
motivasi
kemajuan pelayanan publik akan sulit dicapai tanpa kompetensi, karena unit
kerja organisasi publik hanya dapat ditingkatkan dengan pemeliharaan keunggulan
secara konsisten. Namun, di beberapa unit yang lain, penigkatan kinerja juga
hanya bisa dicapai melalui swastanisasi. Dengan informasi tentang pembandingan
pengukuran kinerja, kemampuan barang-barang sektor pereorangan dan publik akan
mendapatkan tekanan persaingan.
Pelaporan
kienrja juga dapat disediakan untuk memotivasi kinerja seseorang. Misalnya,
pegawai sektor publik, seperti banyak orang, dapat termotivasi oleh adanya
kompetisi. Akan tetapi, jauh lebih sulit untuk mengkomunikasikannya dengan
kepentingan pegawai unit kerja organisasi, tingkat penyelesaian, dan kinerja.
Pelaporan kinerja sebagai alat akuntabilitas.
Pelaporan
kinerja yang diterbitkan secara regular akan menjadi langkah maju dalam
mendemonstrasikan proses akuntabilitas. Perbandingan pengukuran kinerja dapat
dibangun atas pengukuran kinerja dan menambah dimensi lainnya untuk
akuntabilitas perbandingan dengan unit kerja organisasi lain yang serupa.
Pelaporan kinerja sebagai alat untuk menentukan
latihan terbaik
Fakta
menunjukkan bahwa perbandingan pengukuran kinerja adalah alat yang baik untuk
mengindikasikan program yang berjalan dan program yang tidak berjalan.
Peningkatan kinerja industry merupakan contoh yang terbaik bagi praktik
profesionalisme. Perbandingan pengukuran kinerja dapat menyediakan informasi
dasar yang siap dianalisis. Ketika uji substantive dilakukan pada kinerja
pelayanan unit kerja organisasi yang serupa, kesamaan dan perbedaan
antarorganisasi yang terlibat bisa diketahui. Dengan menggunakan perbandingan
pengukuran kinerja antar unit kerja organisasi yang sama, praktik terbaik dan
terektif dapat diidentifkasi.
2.
PELAPORAN
KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
2.1 format pelaporan kinerja
format
laporan harus dapat mengakomodasi informasi penting. Laporan kinerja yang
disajikan untuk manajer, pekerja yang lain, dan masyarakat seharusnya berisi
perbandingan antara program dan kinerja yang dihasilkan. Table-tabel yang ada
dalam laporan kinerja biasanya dibangun
berdasarkan kebutuhan program dan didukung data hipotesis. Jadi, laporan
kinerja dapat digunakan untuk pelaporan internal maupun eksternal.
Menyediakan
hal-hal yang penting termasuk informasi penjelas dalam membuat laporan
Informasi
penjelas memberikan penjelasan tentang hasil program secara signifikan, seperti
nilai indicator yang lebih buruk atau lebih baik dari yang diharapkan.
Penggabungan berbagai data dan informasi harus diuji menurut rancangan analisi
program dan pencapaiannya. Seperti pengumpulan fakta, pembandingan kinerja
merupakan proses pengukuran hasil.
2.2 diseminasi laporan
kinerja
laporan
kinerja seharusnya disebarkan kepada setiap orang secepat mungkin. Laporan
kinerja mencakup hal-hal seperti data, penjelasan informasi dan titik berat
atau catatan, seharusnya untuk kalangan luar program. Tampilan kinerja yang
dilaporkan merupakan keputusan tentang bagaimana melayani kelompok kepentingan
secara detail. Catatan atas laporan kinerja tahunan merupakan cara yang efektif
dalam berkomuniasi dengan ramah, tepat waktu, dan wajar, sehingga masyarakat
memberikan kredibilitas publik bagi organisasi terkait.
3.
ANALISIS
INFORMASI LAPORAN KINERJA
3.1 bagaimana laporan kinerja
dapat membantu
analisis
data dari sistem pengukuran kinerja yang baik dapat membantu organisasi dalam:
1. mengenitifkasi
kondisi pelaksanaan program yang mendorong perbaikan program
2. membantu
pengembangan dan peningkatan strategi pelayanan
3. menyediakan
petunjuk permasalahan dan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan hasil
4. membantu
penilaian tindakan perbaikan yang telah dilakukan
3.2 analisis data laporan
kinerja
berikut
ini adalah beberapa prosedur yang disarankan untuk pengujian secara sistematis
:
1. pengujian
perubahan sepanjang waktu
setelah
informasi kinerja tersedia lebih dari satu periode perlaporan, berbagai
analisis temuan antarperiode dapat diperbandingkan.
2. Pengujian
breakout hasil bagi setiap indicator hasil perlu dilakukan untuk menilai dimana
kinerja dilakukan secara baik dan adil, atau buruk.
Berbagai
breakout seperti karakteristik pengguna layanan, unit organisasi, kesulitan
beban kerja, serta tipe dan dan jumlah layanan merupakan dasar bagi
perbandingan hasil. Analisis statistic dapat membantu pengujian dengan (a)
memprakirakan kemungkinan perbedaan dalam pengamatan peluang dan (b)
memprakirakan lebih lanjut hasil pelayanan khusus.
3. Membandingkan
hasil program dengan hasil-hasil program serupa di organisasi yang berbeda.
Data
perbandingan indkator kinerja dengan program lain, organisasi lain, jusrisdiksi
lain, atau sektor swasta harus direview. Apabila hasil yang lebih baik dapat
dihasilkan di tempat yang lain, maka staf program perlu menilai alasannya dan
memberikan alasan mengenai kinerja organisasinya yang rendah serta sasaran
kinerjanya. Identifikasi pelaksanaan yang berhasil dapat ditandai dengan
kesuksesan produk menurut proses pengukuran kinerja.
4. Menggunakan
prinsip pengecualian, yaitu toleransi melalui penjelasan hasil indicator
kinerja di luar jangkauan target.
Pendekatan
pengecualian merupakan cara penentuan cakupan sasaran, di masa hasil penerapan
indicator kinerjanya berada di luar cakupan batas pengendalian.
5. Mendapatkan
dan menguji penjelasan informasi
Penjelasan
informasi dapat disajikan dalam beberapa bentuk. Pertama, penilaian kualitatis merupakan penjelasan
atas hasil analisis statistic yang ada. Kedua, beberaoa penilaian lainnya,
seperti interpretif dan kuantitatif, sering djerumuskan sebagai rasionalisasi
hasil. Sumber lain untuk menjelaskan informasi adalah hasil survey pengguna
layanan. Sebuah organisasi melakukan survey sebagai bagiain dari proses
pengukuran kinerja organisasi, di mana kuesioner yang dikirmkan akan dijadikan
alasan bagi program pebaikan pelayanan.
6. Menentukan
apakah data pada banyak tipe indicator kinerja adalah konsisten.
Besarnya
pemasukan baik keuangan maupun staf harus sesuai dengan besarnya keluaran.
Pengujian kesesuaian ini dapat dilakukan melalui analisis besaran hasil antara
dan hasil akhir yang dicapai. Apabila organisasi tidak mampun menghasilkan
keluaran sebesar perkiraan, maka besarnya hasil yang akan dicapai kurang dari
perkiraan
7. Fokuskan
pada setiap individu yang berada di rentang indicator hasil.
Organisasi
sektor publik memiliki cakupan pertanggung jawaban di semua titik di mana
target populasi terletak. Tanggung jawab ini tetap melekat, meskipun kapasitas
organisasi tak sepadan, maka organisasi sebaiknya mengikuti skala prioritas
pemakai pelayanan. Saat sumber daya sudah sangat berkurang, permasalahan
ketidak cukupan sumber daya akan muncul secara politis.
8. Menguji
hasil ganda bersama untuk mendapatkan perspektif yang lebih menyeluruh atas
kinerja secara keseluruhan.
Kebanyakan
program mempunyai lebih dari satu indicator kinerja sesuai dengan kebutuhannya.
Uji indicator secara terpisah atas suatu program sangat menarik untuk
dilakukan. Namun, program juga harus menguji seperangkat indicator kinerja,
termasuk breakout kunci, secara bersamaan untuk meningkatkan kinerja di masa
lalu.
9. Penggunaan
data kinerja yang lalu untuk tindakan yang tepat lagi prosedur baru untuk
membantu mengevaluasi keberhasilan program.
Ketika
data kinerja menunjukkan adanya permasalahan, solusinya seringkasi tidak jelas.
Program dapat bereksperimen dengan pendekatan baru dan menggunakan data kinerja
untuk memperkirakan hasil. Sebuah program dengan sistem pengukuran kinerja yang
sedang berjalan dapat terus menggunakan untuk mengevaluasi prosedur atau kebijakan
baru.
3.3 apa yang terjadi jika
laporan kinerja memberitakan hasil yang buruk
setiap
laporan kinerja akan menampilan hasil yang diharapkan secara signifkan.
Sementara itu, setiap sistem pengukuran kinerja bermaksud menelusuri
permasalahan hasil, sehingga manajemen dapat menilai apakah tindakan koreksi
dapat dilakukan untuk meraih hasil yang diinginkan.
3.4 analisis masalah khusus
untuk program yang memerlukan kombinasi data hasil dari sumber
organisasi
dapat mengambil data untuk beberapa indicator hasil dari berbagai organisasi
lain, seperti beberapa perwakilan pemerintah. Dapatkah data dikombinasikan?
Apakah bisa, bagaimana? Permasalahan data yang disediakan berbeda dengan
prosedur pengumpulannya. Karena indicator hasil dapat mengembangkan beberapa
data jumlah secara kasar, maka organisasi ingin mengkombinasikan datanya.
3.5 rekomendasi analisis data
laporan kinerja
analisis
harus bisa merekomendasikan satu atau lebih tipe-tipe tindakan berikut :
a. prosedur
perbaikan khusus. Syaratnya, laporan data hasil yang akan datang harus sesuai.
b. Sebuah
evaluasi yang mendalam untuk mengindentifikasi penyebab dan tindakan perbaikan
apa yang harus dilakukan.
c. Pengujian
atas aktivitas program yang menjelaskan informasi, akan menunjukkan penyebab
permasalahan.
d. Sebuah
pengalaman untuk menguji prosedur baru sedang berlangsung.
4. PERBANDINGAN PENGUKURAN
KINERJA
4.1 pengertian dan pentingnya
perbandingan pengukuran kinerja
Digunakan
untuk menginkatkan kemampuan manajemen dan operasi dari unit kerja organisasi
khusus, atau fuungsinya, untuk meningkatkan hasil kebijakan dan alokasi pusat
keputusan, dan mengkomunikasinya kepada publik apa yang telah diselesaikan dan
apa yang masyarakat butuhkan, harus menjadi tujuan. Sebagai tata, perbandingan
pengukuran kinerja harus dapat mengikuti pengukuran kinerja dan membandingkan
kinerja di antara letak geografis yang berbeda atau fungsi divisi pada unit
kerja organisasi. Hal ini semakin membaik, karena pemahaman kinerja yang jelas
pada sebuah unit kerja organisasi adalah prasyarat untuk mebandingkan dengan
unit kerja organisasi lainnya.
4.2 pencarian benchmark
pembanding dalam menilai laporan kinerja
setelah
program mempunyai data hasil, bagaimana hal itu dapat mencapai tingkat kinerja
yang digambarkan, baik atau buruk? Dengan membandingkan hasil periode ini,
benchmark merupakan pengukuran yang diharapkan. Kebanyakan tipe benchmark
digunakan untuk menilai kinerja laporan periode khusus, seperti :
1. Kinerja
pada periode sebelumnya.
2. Kinerja
dari unit organisasi atau area geografis serupa
3. Hasil
untuk beban kerja atau kelompok pengguna layanan yang berbeda.
4. Standar
umum yang dikenal
5. Kinerja
dan jurisdiksi lain atau sektor privat.
6. Perbedaan
pelaksanaan penyediaan pelayanan
7. Perbedaan
pelaksanaan penyedian pelayanan.
8. Sasaran
yang ditentukan pada awal periode kinerja
TOPIK KHUSUS-PENGUKURAN KINERJA
1.
INDIKATOR
KERJA
1.1
Pengertian
indicator kinerja
Indikator
kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah diteraokan, dengan
memperhitungkan indicator masuka (input), keluaran (output), hasil (outcomes),
manfaat (benefit), dan dampak (impacts)
1. Indikato
masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiattan dapat
berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indicator ini dapat berupa dan, sumber
daya manusia, informasi, kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan, dan
sebagainya
2. Indicator
keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan
yang dapat berupa fisik dan. Atau nonfisik
3. Indicator
hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan
pada jangka menengah
4. Indicator
manfaat adalah suatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan
5. Indicator
dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negative terhadap
setiap tingkatan indicator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan
1.2
syarat-syarat
indicator kinerja
sebelum
menyusun dan menetapkan indicator kinerja, syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh suatu indicator kinerja perlu diketahui. Syarat-syarat yang berlaku untuk
semua kelompok kinerja tersebut adalah sebgai berikut :
a. spesifik,
jelas, dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi
b. dapat
diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu
dua atau lebih yang mengukur indicator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama
c. relevan
; indicator kinerja harus menangani aspek objektif yang relevan
d. dapat
dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan,
proses keluaran, hasil, manfaat, serta dampak
e. harus
cukup fleksibel dan sensitive terhadapa perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan kegiatan
f.
efektif; data/informasi
yang berkaitan dengan indicator kinerja bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah,
dan dianalisi dengan biaya yang tersedia
mengingat
bidang kehidupan atau sektor/program pembangunan sangat beragam, indicator
kinerja dan cara penerapannya untuk bidang fisik maupun bidang nonfisik tidak
selalu sama. Berikut ini adalah beberapa contoh indicator kinerja:
-
tingkat kecepatan
pelayanan
-
tingkat kecepatan
pelayanan
-
tingkat kenyamanan
-
tingkat kemurahan
penentuan
indikator-indikator diatas ke dalam masing-masing kelompoknya akan sangat
tergantung pada kebijaksanaan/program/kegiatannya.
1.3
peran
dan manfaat indikator kinerja
peran
idikator kinerja
publikasi
indicator kinerja melayani berbagai macam tujuan dasar, salah satunya adalah
menjamin pertanggungjawaban organisasi sektor publik (agen). stewart
menyarankan pertanggungjawaban dapat dijaga dengan hanya dua kondisi :
1. agen
harus memberikan perhitungan kinerja pelaku
2. pelaku
harus mampu menangani agen dalam perhitungannya
Manfaat
indicator kinerja
Manfaat
skema indicator kinerja dapat dipertimbangkan menjadi enam macam :
1. kejelasan
tujuan organisasi
2. mengembangkan
persetujuan pengukuran aktivitas
3. keuntungan
proses produksi harus dipahami lebih jelas
4. tersedianya
pembandingan kinerja dari organisasi yang berbeda
5. tersedianya
fasilitas setting of target untuk penilaian organisasi dan individual manager
sebagai bagian dari pertanggungjawaban organisasi kepada pemilik saham
1.4
penyusunan
indicator kinerja
langkah-langkah
dalam menyusun indicator kinerja
ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk penyusunan dan penetapakan
indicator kinerja pemerintahan, yaitu sbb :
1. susun
dan tetapkan rencana strategis lebih dahulu
2. indentifikasi
datainformasi yang dapat dikembangkan menjadi indicator kinerja
3. pilih
dan tetapkan indicator kinerja yang paling relavan dan berpengaruh besar
terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan/program/kegiatan
biaya
indicator kinerja
Saat
tim audit eksternal melakukan audit kinerja, skema indicator kinerja organisasi
sektor publik akan diminta untuk dikirim. Melalui data yang dikumpulkan,
analisis, pemeriksaan, dan penyebaran data kinerja telah ditemukan bahwa
peniruan indicator kinerja justrru memunculkan permasalahan analisis kerja.
Kemungkinan
disfungsi konsekuensi timbul dari dua alasan yang mendasar :
1. sangat
sulit untuk mengimplementasi prinsip indicator kinerja di organisasi/industry
berbeda
2. pengendali
mempunyai kemampuan terbatas untuk memproses skema indicator kinerja, sehingga
strategi penerapan indicator kinerja justru menyesatkan
menurut
smith konsekuensi dalam penilaian kinerja diperiksa menurut delapan bagian
1. tunnel
vision adalah akibat dari penilaian aspek kinerja yang tidak ditangkap oleh
indicator kinerja sehingga risiko bawaan diabaikan oleh manajemen.
2. suboptimisasion
adalah keterbatasan sumber daya sebagai batasan pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan
3. myopia
adalah fenomena pengabaian tujuan jangka panjang yang terdapat pada skema
indicator kinerja
4. measure
fixation, kebanyakan pengukuran kinerja gagal merefleksikan semua aktifitas dan
semua usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan
5. misreprensentation
merupakan manipulasi data yang tidak sah dan berbahaya
6. misinterpretation
bisa muncul dalam penggunaan laporan keuangan
7. gaming
adalah distorsi kehati-hatian perilaku manajemen untuk menjamin keunggulan
strategi
mengurangi
konsekuensi disfungsional
terdapat
banyak strategi yang bisa ditempuh untuk menghindari disfungsional yang tidak
diharapkan. Jadi diperlukan keterlibatan semua staf pada semua level dalam (1)
memelihara fleksibilitas, (2) menjaga sistem indicator kinerja dalam review
yang konstan, dan (3) mengakui bahwa indicator kinerja tidak merepresentasikan
akurasi proses produksi dan ketatnya mekanisme.
Mengklasifikasikan
indicator kinerja menjadi lebih rinci akan membuat kegagalan interpretasi dan
peningkatan kemampuan pelaku memahami pengendalian dapat diwujudkan.
Pembandingan independen sangat dibutuhkan dalam memastikan bahwa kinerja saat
ini memang bisa dianggap lebih baik dari kinerja masa lalu.
2.
SISTEM
PENGUKURAN KINERJA
2.1 pengertian pengukuran
kinerja
kinerja
adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Dalam mengukur
keberhasilan/kegagalan suatu organisasi, seluruh aktivitas organisasi tersebut
harus dapat dicatat dan diukur. Penerapan skema indicator kinerja membutuhkan
artikulasi misi, tujuan, sasaran, dan hasil program yang dapat diukur dan jelas
manfaatnya.
2.3 tujuan dan manfaat
pengukuran kinerja
pengukuran
kinerja merupakan manajemen pencapaian kinerja. Pengukuran kinerja secara
berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya perbaikan secara
terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa mendatang.
Pengukuran
kinerja merupakan alat manajemen untuk :
1. memastikan
pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja
2. memastikan
tercapainya skema kinerja yang disepakati
3. memonitor
dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan skema kerja
serta melaukakan tindakan untuk memperbaiki kinerja
4. memberikan
penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang dicapai setelah
dibandingkan dengan skema indicator kinerja yang telah disepakati
5. menjaduikan
alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja
organisasi
6. mengindentifikasi
apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7. membantu
memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8. memastikan
bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
9. menunjukkan
peningkatan yang perlu dilakukan
10. mengungkap
permasalahan yang terjadi
2.3 prinsip-prinsip pemilihan
ukuran kinerja
1. evaluasi
kembali ukuran yang ada
2. mengukur
kegiatan yang penting, tidak hanya hasil
3. pengukuran
harus mendorong tim kerja yang akan mencapai tujuan
4. pengukuran
harus merupakan perangkat yang terintegrasi, seimbang dalam penerapannya
5. pengukuran
harus memiliki focus eksternal jika memungkinkan
2.4 aspek yang diukur
1.
aspek
financial
aspek
financial meliputi anggaran atau cash flow. Aspek financial ini sangat penting
diperhatikan dalam pengukuran kinerja
2.
kepuasan
pelanggan
dalam
globalisasi perdagangan, peran dan posisi pelanggan sangat krusial dalam
penentuan strategi perusahaan. Untuk itu, manajemen perlu memperoleh informasi
yang relevan mengenai tingkat kepuasan pelanggan
3.
operasi
dan bisnis internal
informasi
operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang tercantum dalam
skema strategis.
4.
Kepuasan
pegawai
Dalam
perusahaan yang banyak melakukan inovasi, peran strategis pegawai sungguh
sangat nyata.
5.
Kepuasan
komunitas dan shareholders/stakeholders
Pengukuran
kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikan kepuasan dari para stakeholders
6.
Waktu
Ukuran
waktu juga merupakan variable yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran
kinerja, sehingga informasi yang dibutuhkan diharapkan relevan dan up to date
2.5 skala pengukuran
seperangkat
ukuran yang seimbang itu termasukpengukuran kinerja lintas sektoral seperti
keuangan, nongkeuangan: biaya, nonbiaya: internal, eksternal: proses, hasil
skala
pengukuran dapat dibedakan menjadi empat :
1. skala nominal
merupakan
skala pengukuran yang paling rendah tingkatnya karena dengan skala ini objerk
pengukuran dapat dikelompokkan berdasarkan cirri-ciri yang sama, yang berbeda
dengan kelompok lain
2. skala ordinal
skala
ini lebih tinggi tingkatnya atau lebih baik dari pada skala nominal karena
selain mempunyai ciri-ciri yang sama dengan skala nominal, yaitu dapat
menggolongkan objek dalam golongan-golongan yang berbeda, skala ordinal juga
mempunyai kelebihan dari skala nominal, yaitu bahwa golongan-golongan atau
klasifikasi dalam skala ordinal dapat dibedakan tingkatnya.
3. Skala interval
Skala
ini selain memiliki cirri yang sama dengan skala ordinal, yaitu dapat
membedakan objek ke dalam golongan-golongan yang berjenjang, juga memiliki
kelebihan seperti mempunyai unit pengukuran yang sama shingga jarak antara satu
titik dengan titik yang lain, atau antara satu golongan dengan golongan lain,
dapat diketahui.
4. Skala rasio
Skala
rasio ini merupakan skala yang tertinggi tingkatnya, karena selain
memperngaruhi kesamaaan dengan skala interval, juga mempunyai semua ciri yang
dimiliki oleh semua skala di bawahnya.
2.6 teknologi pengukuran
kinerja
teknologi balance score card (BSC)
ada
empat perpektif dalam balance score card :
perpektif keuangan (financial)
|
memberikan penilaian terhadap target
keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya
|
perspektif konsumen (customer)
|
memberikan penilaian terhadap segmen
pasar yang dituju dan tuntutan customer beserta tuntutan kebutuhan yang
dilayani oleh organisasi dalam upaya untuk mencapai target keuangan tertentu
|
perspektif proses bisnis/intern
(internal)
|
memberikan penilaian gambaran proses
yang harus di bangun untuk melayani customer dan untuk mencapai target
keuangan tertentu
|
perspektif pembalajaran dan pertumbuhan
(growth)
|
memberikan penilaian yang merupakan
pemacu untuk membangun kompetisi personel, prasarana sistem informasi, dan
suasana lingkunagan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan target keuangan,
customer, dan proses bisnis internal
|
Penilaian dengan 3E (Ekonomi, efisiensi, efektivitas)
Efisiensi adalah
hubungan antara input dan output d mana barang dan jasa yang dibeli oleh
organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu. Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana
efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan
prosedur organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input dimana barang dan
jasa dibeli pada kualitas yang diinginkan dan pada harga terbaik yang
dimungkinkan.
Efisiensi,
efekvitas, ekonomis tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam mencapai
tujuan suatu organisasi. Semakin besar rasio tersebut semakin efisien suatu organisasi.apabila
organisasi telh berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut berjalan
dengan efektif. Apabila biaya dari
suatu pembangunan rumah sakit bisa lebih rendah dari yang sesungguhnya, maka
kondisi tersebut dikatakan ekonomis.
2.7 siklus pengukuran kinerja
terdapat
lima tahap untuk melakukan pengukuran kinerja, yaitu penskemaan strategi,
penciptaan indicator, pengembangan sistem pengukuran data, penyempurnaan ukuran
kinerja, dan pengintegrasian dengan proses manajemen.
3.
PRAKTEK
PENILAIAN KINERJA DILUAR NEGERI – BALDRIGE AWARD SEBAGAI PENGUKUR PRESTASI
(MUTU) AMERIKA
Baldrige
award ini direkayasa untuk mempromosikan :
a. Kesadaran
akan pentingnya mutu sebagai salah satu elemen untuk kemampuan bersaing
b. Pengertian
akan pentingnya keunggulan mutu
c. Berbagai
informasi tentang strategi mutu dan manfaat dari pelaksanaan strategi yang
sukses
Penghargaan
ini diberikan kepada perusahaan dengan tiga jenis bidang usaha, yaitu pabrik,
jasa, dan perusahaan kecil dengan pemenang maksimum dua perusahaan untuk tiap
jenisnya, walaupun tidak mutlak aka nada dua pemenang pada tiap jenis setiap
tahunnya. Penilaian badrige memiliki tiga dimensi, yaitu penilaian atau
pendekatan dan pelaksanaan serta hasil. Ketiga dimensi ini diterapkan ke dalam
7 kategori yang memiliki 28 bagian penilaian dengan 92 bagian yang harus
dijawab.
4.
PENGUKURAN
KINERJA SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA-PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA
BAGI PELAKSANAAN TERTIB LALU LINTAS
Aspek
yang dinilai berkenaan dengan criteria penilaian Wahana Tata Nugraha adalah :
1. Aspek
sarana
Penilaian
terhadapa ketersediaan angkutan umum meliputi jumlah angkatan umum dan
ketersediaan jaringan trayek.
2. Aspek
prasarana
Penilaian
terhadap pembenahan di lingkungan seperti penerangan jalan, pavingisasi trotoar
dan pengecetan batas trotoar.
3. Aspek
sumber daya
Penilaian
terhadap pencatatan/pendataan pengemudi, data kecelakaan lalu lintas, data
pelanggaran lalu lintas, dan data asuransi kecelakaan, mempermudah aparat dan
masyarakat dalam mengindentifkasi pelaku pada saat kecelakaan lalu lintas.
4. Aspek
manajemen
o Penilaian terhadap penskemaan
o Organisasi
o Pelaksanaan
o Pngawasan
dan pengendalian
5. Aspek
penilaian lapangan
Tujuan
dari penilaian lapangan ini adalah untuk melihat pelaksanaan tertib lalu lintas
di suatu daerah, dan mencocokkan jawaban dari daftar isian dengan keadaan yang
sesungguhnya