Posted by : Gusmella Ismarita
Rabu, Desember 21, 2016
1.
PELAPORAN
KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
1.1 Pengertian pelaporan
kinerja
Pelaporan
kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan
kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggung jawabkan.
Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas. Entitas yang mempunyai
kewajiban membuat pelaporan kinerja organisasi sektor publik dapat
diidentifikasi sebagai berikut : pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit
kerja pemerintahan, dan unit pelaksana teknis.
1.2 karakteristik pelaporan
kinerja organisasi sektor publik yang berkualitas
focus pada hal-hal yang penting
criteria
kualitas informasi pelaporan yang dipercaya dan hanya menyajikan hal-hal yang
penting dapat dipilih menjadi tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. mengetahui
apa yang dianggap penting oleh users
pelaporan
kinerja yang baik dicerminkan dengan pemahaman pemakainya tentang : (1) hal-hal
yang penting diketahui (2) apa yang dilakukan dengan laporan kinerja tersebut
(3) bagaimana menggunakan laporan tersebut
b. memuat
informasi tentang tujuan utama pelaporan kinerja dan komitmen komitmennya pada
pencapaian hasil
c. memuat
informasi yang dinilai paling penting oleh organisasi sektor publik dari aspek
kinerja.
Menghubungkan tujuan dengan hasil
pelaporan
mengenai hal yang telah hal yang telah dicapai dengan apa yang diharapkan di
satu sisi dapat member peluang, namun di sisi lain juga mngandung risiko.
Dikatakan member peluang karena pelaporan kinerja dapat memicu diskusi dan
debat untuk menghasilkan keputusan yang lebih matang dalam alokasi sumber daya
dan kinerja yang diharapkan.
Menyajikan hasil sesuai dengan konteksnya
Factor
kontekstual harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan, strategi, investasi,
dan kinerja yang diharapkan. Besarnya kapasitas sangat ditentukan oleh akurasi
instrument kebijaksanaan, aransemen-aransemen kolaborati, atau penentuan sumber
daya manusia, keuangan, intelektual, dan sumber daya fisik. Dalam kondisi awal,
pembangunan kapasitas merupakan hasil yang penting. Pemahaman yang baik tentang
kinerja harus diletakkan menurut isu output, di mana pencapaian tujuan jangka
pendek merupakan cermin dari kemampuan pencapaian hasil di masa depan.
Factor
konstektual lainnya adalah peran organisasi dalam lingkup yang lebih besar.
Masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap misi dan pencapaian
tujuan yang diemban organisasi pelayanan publik, selain pemerintah.
Mengaitkan sumber daya dengan hasilnya
Strategi
yang ditentukan juga harus meliputi apa yang diterapkan untuk mencapai tingkat
hasil tertentu. Penjelasan atas strategi pencapaian tujuan akan meliputi
bagaimana organisasi sektor publik mencapai sasaran programnya, mengalokasikan
sumber daya, dan membantu memahami hubungan sebab akibat serta asumsi-asumsi
yang digunakan.
Menyajikan informasi yang bersifat komparatif
Dua
factor pembanding yang dapat dipertimbangkan yaitu :
a. hasil
kegiatan sebelumnya
penyajian
informasi pembandingan yang telah dihasilkan dalam periode sebelumnya, akan
dapat membantu analisis tujuan jangka panjang, seperti konsistensi dan
stabilitas kinerja yang dilaporkan
b. hasil
kegiatan dari organisasi sejenis
penyusunan
pelaporan kinerja dapat membandingkan kinerjanya dengan organisasi sejenis yang
dianggap terbaik di bidangnya, atau membandingkannya dengan sekelompok
organisasi sejenis.
Mempertimbangkan factor keandalan/reliabilitas
Factor
yang menentukan relaibilitas pelaporan kinerja adalah kinerja organisasi
pelayanan publik, pilihan metoda pengukuran kinerja yang dipakai, dan analisis
cost effectiveness dari pendekatan alternative yang tersedia. Pelaporan kinerja
hendaklah menyajikan pembahasan atas ukuran yang dipakai, sehingga tingkat realibilitas
laporan tetap tinggi.
1.3 fungsi pelaporan kinerja
unit
kerja organisasi ektor publik menghadapi beberapa persaingan peningkatan hasil
dan penyediaan pelayanan yang lebih efektif dan efisien. Pertama, kekurangan
kompetensi yang sebenarnya. Kedua, sulit mengukur, mengkomunikasikan, dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan program pelayanan publik. Ketiga, organisasi
sektor publik membatasi substansi pelayanan untuk mencapai hasil yang lebih
optimum.
pelaporan kinerja sebagai motivator untuk meningkatkan
kinerja
motivasi
kemajuan pelayanan publik akan sulit dicapai tanpa kompetensi, karena unit
kerja organisasi publik hanya dapat ditingkatkan dengan pemeliharaan keunggulan
secara konsisten. Namun, di beberapa unit yang lain, penigkatan kinerja juga
hanya bisa dicapai melalui swastanisasi. Dengan informasi tentang pembandingan
pengukuran kinerja, kemampuan barang-barang sektor pereorangan dan publik akan
mendapatkan tekanan persaingan.
Pelaporan
kienrja juga dapat disediakan untuk memotivasi kinerja seseorang. Misalnya,
pegawai sektor publik, seperti banyak orang, dapat termotivasi oleh adanya
kompetisi. Akan tetapi, jauh lebih sulit untuk mengkomunikasikannya dengan
kepentingan pegawai unit kerja organisasi, tingkat penyelesaian, dan kinerja.
Pelaporan kinerja sebagai alat akuntabilitas.
Pelaporan
kinerja yang diterbitkan secara regular akan menjadi langkah maju dalam
mendemonstrasikan proses akuntabilitas. Perbandingan pengukuran kinerja dapat
dibangun atas pengukuran kinerja dan menambah dimensi lainnya untuk
akuntabilitas perbandingan dengan unit kerja organisasi lain yang serupa.
Pelaporan kinerja sebagai alat untuk menentukan
latihan terbaik
Fakta
menunjukkan bahwa perbandingan pengukuran kinerja adalah alat yang baik untuk
mengindikasikan program yang berjalan dan program yang tidak berjalan.
Peningkatan kinerja industry merupakan contoh yang terbaik bagi praktik
profesionalisme. Perbandingan pengukuran kinerja dapat menyediakan informasi
dasar yang siap dianalisis. Ketika uji substantive dilakukan pada kinerja
pelayanan unit kerja organisasi yang serupa, kesamaan dan perbedaan
antarorganisasi yang terlibat bisa diketahui. Dengan menggunakan perbandingan
pengukuran kinerja antar unit kerja organisasi yang sama, praktik terbaik dan
terektif dapat diidentifkasi.
2.
PELAPORAN
KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
2.1 format pelaporan kinerja
format
laporan harus dapat mengakomodasi informasi penting. Laporan kinerja yang
disajikan untuk manajer, pekerja yang lain, dan masyarakat seharusnya berisi
perbandingan antara program dan kinerja yang dihasilkan. Table-tabel yang ada
dalam laporan kinerja biasanya dibangun
berdasarkan kebutuhan program dan didukung data hipotesis. Jadi, laporan
kinerja dapat digunakan untuk pelaporan internal maupun eksternal.
Menyediakan
hal-hal yang penting termasuk informasi penjelas dalam membuat laporan
Informasi
penjelas memberikan penjelasan tentang hasil program secara signifikan, seperti
nilai indicator yang lebih buruk atau lebih baik dari yang diharapkan.
Penggabungan berbagai data dan informasi harus diuji menurut rancangan analisi
program dan pencapaiannya. Seperti pengumpulan fakta, pembandingan kinerja
merupakan proses pengukuran hasil.
2.2 diseminasi laporan
kinerja
laporan
kinerja seharusnya disebarkan kepada setiap orang secepat mungkin. Laporan
kinerja mencakup hal-hal seperti data, penjelasan informasi dan titik berat
atau catatan, seharusnya untuk kalangan luar program. Tampilan kinerja yang
dilaporkan merupakan keputusan tentang bagaimana melayani kelompok kepentingan
secara detail. Catatan atas laporan kinerja tahunan merupakan cara yang efektif
dalam berkomuniasi dengan ramah, tepat waktu, dan wajar, sehingga masyarakat
memberikan kredibilitas publik bagi organisasi terkait.
3.
ANALISIS
INFORMASI LAPORAN KINERJA
3.1 bagaimana laporan kinerja
dapat membantu
analisis
data dari sistem pengukuran kinerja yang baik dapat membantu organisasi dalam:
1. mengenitifkasi
kondisi pelaksanaan program yang mendorong perbaikan program
2. membantu
pengembangan dan peningkatan strategi pelayanan
3. menyediakan
petunjuk permasalahan dan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan hasil
4. membantu
penilaian tindakan perbaikan yang telah dilakukan
3.2 analisis data laporan
kinerja
berikut
ini adalah beberapa prosedur yang disarankan untuk pengujian secara sistematis
:
1. pengujian
perubahan sepanjang waktu
setelah
informasi kinerja tersedia lebih dari satu periode perlaporan, berbagai
analisis temuan antarperiode dapat diperbandingkan.
2. Pengujian
breakout hasil bagi setiap indicator hasil perlu dilakukan untuk menilai dimana
kinerja dilakukan secara baik dan adil, atau buruk.
Berbagai
breakout seperti karakteristik pengguna layanan, unit organisasi, kesulitan
beban kerja, serta tipe dan dan jumlah layanan merupakan dasar bagi
perbandingan hasil. Analisis statistic dapat membantu pengujian dengan (a)
memprakirakan kemungkinan perbedaan dalam pengamatan peluang dan (b)
memprakirakan lebih lanjut hasil pelayanan khusus.
3. Membandingkan
hasil program dengan hasil-hasil program serupa di organisasi yang berbeda.
Data
perbandingan indkator kinerja dengan program lain, organisasi lain, jusrisdiksi
lain, atau sektor swasta harus direview. Apabila hasil yang lebih baik dapat
dihasilkan di tempat yang lain, maka staf program perlu menilai alasannya dan
memberikan alasan mengenai kinerja organisasinya yang rendah serta sasaran
kinerjanya. Identifikasi pelaksanaan yang berhasil dapat ditandai dengan
kesuksesan produk menurut proses pengukuran kinerja.
4. Menggunakan
prinsip pengecualian, yaitu toleransi melalui penjelasan hasil indicator
kinerja di luar jangkauan target.
Pendekatan
pengecualian merupakan cara penentuan cakupan sasaran, di masa hasil penerapan
indicator kinerjanya berada di luar cakupan batas pengendalian.
5. Mendapatkan
dan menguji penjelasan informasi
Penjelasan
informasi dapat disajikan dalam beberapa bentuk. Pertama, penilaian kualitatis merupakan penjelasan
atas hasil analisis statistic yang ada. Kedua, beberaoa penilaian lainnya,
seperti interpretif dan kuantitatif, sering djerumuskan sebagai rasionalisasi
hasil. Sumber lain untuk menjelaskan informasi adalah hasil survey pengguna
layanan. Sebuah organisasi melakukan survey sebagai bagiain dari proses
pengukuran kinerja organisasi, di mana kuesioner yang dikirmkan akan dijadikan
alasan bagi program pebaikan pelayanan.
6. Menentukan
apakah data pada banyak tipe indicator kinerja adalah konsisten.
Besarnya
pemasukan baik keuangan maupun staf harus sesuai dengan besarnya keluaran.
Pengujian kesesuaian ini dapat dilakukan melalui analisis besaran hasil antara
dan hasil akhir yang dicapai. Apabila organisasi tidak mampun menghasilkan
keluaran sebesar perkiraan, maka besarnya hasil yang akan dicapai kurang dari
perkiraan
7. Fokuskan
pada setiap individu yang berada di rentang indicator hasil.
Organisasi
sektor publik memiliki cakupan pertanggung jawaban di semua titik di mana
target populasi terletak. Tanggung jawab ini tetap melekat, meskipun kapasitas
organisasi tak sepadan, maka organisasi sebaiknya mengikuti skala prioritas
pemakai pelayanan. Saat sumber daya sudah sangat berkurang, permasalahan
ketidak cukupan sumber daya akan muncul secara politis.
8. Menguji
hasil ganda bersama untuk mendapatkan perspektif yang lebih menyeluruh atas
kinerja secara keseluruhan.
Kebanyakan
program mempunyai lebih dari satu indicator kinerja sesuai dengan kebutuhannya.
Uji indicator secara terpisah atas suatu program sangat menarik untuk
dilakukan. Namun, program juga harus menguji seperangkat indicator kinerja,
termasuk breakout kunci, secara bersamaan untuk meningkatkan kinerja di masa
lalu.
9. Penggunaan
data kinerja yang lalu untuk tindakan yang tepat lagi prosedur baru untuk
membantu mengevaluasi keberhasilan program.
Ketika
data kinerja menunjukkan adanya permasalahan, solusinya seringkasi tidak jelas.
Program dapat bereksperimen dengan pendekatan baru dan menggunakan data kinerja
untuk memperkirakan hasil. Sebuah program dengan sistem pengukuran kinerja yang
sedang berjalan dapat terus menggunakan untuk mengevaluasi prosedur atau kebijakan
baru.
3.3 apa yang terjadi jika
laporan kinerja memberitakan hasil yang buruk
setiap
laporan kinerja akan menampilan hasil yang diharapkan secara signifkan.
Sementara itu, setiap sistem pengukuran kinerja bermaksud menelusuri
permasalahan hasil, sehingga manajemen dapat menilai apakah tindakan koreksi
dapat dilakukan untuk meraih hasil yang diinginkan.
3.4 analisis masalah khusus
untuk program yang memerlukan kombinasi data hasil dari sumber
organisasi
dapat mengambil data untuk beberapa indicator hasil dari berbagai organisasi
lain, seperti beberapa perwakilan pemerintah. Dapatkah data dikombinasikan?
Apakah bisa, bagaimana? Permasalahan data yang disediakan berbeda dengan
prosedur pengumpulannya. Karena indicator hasil dapat mengembangkan beberapa
data jumlah secara kasar, maka organisasi ingin mengkombinasikan datanya.
3.5 rekomendasi analisis data
laporan kinerja
analisis
harus bisa merekomendasikan satu atau lebih tipe-tipe tindakan berikut :
a. prosedur
perbaikan khusus. Syaratnya, laporan data hasil yang akan datang harus sesuai.
b. Sebuah
evaluasi yang mendalam untuk mengindentifikasi penyebab dan tindakan perbaikan
apa yang harus dilakukan.
c. Pengujian
atas aktivitas program yang menjelaskan informasi, akan menunjukkan penyebab
permasalahan.
d. Sebuah
pengalaman untuk menguji prosedur baru sedang berlangsung.
4. PERBANDINGAN PENGUKURAN
KINERJA
4.1 pengertian dan pentingnya
perbandingan pengukuran kinerja
Digunakan
untuk menginkatkan kemampuan manajemen dan operasi dari unit kerja organisasi
khusus, atau fuungsinya, untuk meningkatkan hasil kebijakan dan alokasi pusat
keputusan, dan mengkomunikasinya kepada publik apa yang telah diselesaikan dan
apa yang masyarakat butuhkan, harus menjadi tujuan. Sebagai tata, perbandingan
pengukuran kinerja harus dapat mengikuti pengukuran kinerja dan membandingkan
kinerja di antara letak geografis yang berbeda atau fungsi divisi pada unit
kerja organisasi. Hal ini semakin membaik, karena pemahaman kinerja yang jelas
pada sebuah unit kerja organisasi adalah prasyarat untuk mebandingkan dengan
unit kerja organisasi lainnya.
4.2 pencarian benchmark
pembanding dalam menilai laporan kinerja
setelah
program mempunyai data hasil, bagaimana hal itu dapat mencapai tingkat kinerja
yang digambarkan, baik atau buruk? Dengan membandingkan hasil periode ini,
benchmark merupakan pengukuran yang diharapkan. Kebanyakan tipe benchmark
digunakan untuk menilai kinerja laporan periode khusus, seperti :
1. Kinerja
pada periode sebelumnya.
2. Kinerja
dari unit organisasi atau area geografis serupa
3. Hasil
untuk beban kerja atau kelompok pengguna layanan yang berbeda.
4. Standar
umum yang dikenal
5. Kinerja
dan jurisdiksi lain atau sektor privat.
6. Perbedaan
pelaksanaan penyediaan pelayanan
7. Perbedaan
pelaksanaan penyedian pelayanan.
8. Sasaran
yang ditentukan pada awal periode kinerja