Posted by : Gusmella Ismarita
Rabu, Desember 21, 2016
1.
ALUR
PROSES SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Alur
proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap yaitu :
1. Tahap
pencatatan
-
Kegiatan
pengindentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi dan bukti
pencatatan
-
Kegiatan pencatatan bukti
transaksi ke dalam buku harian atau jurnal
-
Memindah bukuan (posting)
dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke dalam akun buku besar
2. Tahap
pengikhtisaran
-
Penyusunan neraca saldo
berdasarkan akun-akun buku besar
-
Pembuatan ayat jurnal
penyesuaian
-
Penyusunan kertas kerja
atau neraca lajur
-
Pembuatan ayat jurnal
penutup
-
Pembuatan neraca saldo
setelah pentutupan
-
Pembuatan ayat jurnal
pembalik
3. Tahap
pelaporan
-
Laporan kinerjasurplus
deficit
-
Laporan arus kas
-
Laporan perubahan ekuitas
-
Neraca
-
Catatan atas laporan
keuangan
Urutan
siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chat of account. Untuk dapat
menyediakan data, setiap transaksi perlu diklasifikasikan, diringkas, dan untuk
disajikan dalam bentuk laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan sampai dengan
penyajian disebut proses akuntansu yang terdiri dari beberapa kegiatan sbb :
1. Pencatatan
dan penggolongan, bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku junal
2. Peringkasan/pengikhtisaran,
transaksi-transaksi yand sudah dicatat, dan digolongkan dalam bukti jurnal,
setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam
rekening-rekening buku besar
3. Penyajian/pelaporan,
data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan dalam
bentuk laporan keuangan yaitu neraca
Rekening
riel adalah rekening-rekening aktiva, kewajiban, dan ekuitas yaitu merupakan
pos-pos neraca, sehingga rekening-rekening riel ini merupakan rekening rekening
neraca. Rekening nominal adalah rekening-rekening pendapatan, biaya, dan
surplus/deficit yang merupakan pos-pos dalam laporan surplus/deficit, sehingga
rekening rekening nominal itu merupakan rekening surplus/deficit.
Rekening
campuran adala hrekning-rekening yang saldonya mengandung unsure unsure rekening
riil dan nominal. Setiap akhir periode, rekening-rekening campuran itu perlu
dianalisis dan dipisahkan menjadi rekening riel dan nominal. Contoh rekening
rekening campuran adalah rekening bahan pembantu kantor yang di dalmnya terdiri
dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan pembantu.
1.1 chart of account
chart
of account merupakan suatu daftar kode perkiraan-perkiraan seperti aaset,
ekuitas, pendapatan dan belanja maupun beban dalam suatu entitas sektor publik.
Sebagai tambahan informasi terhadap kode perkiraan, setiap daftar bagan akun
mendeskripsikan isi dari akun tersebut, termasuk transaksi-transaksi khusus
yang berpengaruh terhadap saldonya. Dalam beberapa kasus yang terjadi,
deskripsi tersebut mengarah kepada metode akuntansi. Dengan demikian, deksripsi
akun pembelian dapat menunjukkan penggunaan metode persediaan periodic dan
mengarah kepada suatu transaksi.
Pengguna
informasi eksternal dan internal secara khusus mempengaruhi kompinen chart of
account. Daftar rekening atau bagan akun ini harus memuat perkiraan-perkiraan
dan nomor-nomor perkiraannya dalam mencatat transaski-transaksi pada buku
besar.
Ingkup
dari chart of account meliputi pihak eksternal maupun pihak internal yang
berhubungan dengan informasi keuangan yang dihasilkan. Chat of account harus
memberikan klasifikasi yang memadai agar analisis transasksi data dapat lebih
meluas.
Aturan
umum jumlah akun dalam suatu cahrt of account adalah lebih besar jumlah baris
yang ada dalam laporan keuangan. Demikian juga, akun yang dibutuhkan cenderung
meningkat seiring dengan perkembangan entitas sektor publik tersebut.
Transasksi-transaksi nya pun semakin beragam, sehingga struktur entitas menjadi
semakin berkembang. Klasifikasi akun seharusnya mencerminkan aktivitas dan
karakterisitik dari entitas sektor publik tersebut.
1.2 sistem pemberian kode
sistem
pemberian kode digunakan untuk entitas sektor publik, yang lebih tepat bila
digunakan sistem block account code, yaitu sistem pemberian kode untuk
membentuk kerangka yang luas dalam suatu chart of account dalam bentuk blok.
Block accounting code menampilkan suatu rentang urutan nomor yang mewakili
klasifikasi rekening-rekening yang signifkan. Ada beberapa alasan mengapa kita
menggunakan sistem block account code dalam perencanaan chart of accountant,
yaitu sbb :
1. setiap
transaksi membutuhkan waktu yang lama untuk mencatatnya
2. banyaknya
nama dbitor/kreditor dalam proses posting akan menimbulkan banyak kesalahan
dalam pemrosesan transaksi tersebut
3. analisis
yang didasarkan pada data transaksi akan lebih sulit ditampilkan
1.3 buku jurnal
jurnal
adalah media pencatatan transaksi secara urut waktu. Jurnal dirancangkan
sedemikian rupa, sehingga dapat menampung transaksi beserta
keterangan-keterangan dan kondisi-kondisi yang menyertainya dengan menunjukkan
rekning yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing.
Data
transaksi yang terkumpul dalam buku besar merupakan sumber untuk mneyusun
laporan keungan. Jurnal dan buku besar mempunyai peranan yang tidak dapat
dipisahkan dalam mencatat transaksi-transaksi entitas. Jurnal mencatat pengaruh
dari tiap-tiap transaksi entitasterhadap persamaan akuntansi secara kronologis,
sedangkan rekening-rekening buku besar mengelompokkan dan meringkas pengaruh
transaksi-transaksi terhadap aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatn, dan biaya.
Jurnal adalah buku pertama untuk mencatat transaksi pada saat erjadinya,
sedangkan buku besar merupakan buku terakhir tempat pengumpulan pendebetan dan
pengkreditan dari jurnal yang dipindahkan ke rekning-rekening yang tepat.
1.4 buku besar
Buku
besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan.
Rekening-rekening terebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva,
kewajiban dan ekuita. Kelompok rekening kewajiban akan dijumpai rekening hutang,
pinjaman jangka panjang, dan lain-lain sesuai dengan jenis kewajiban tersebut.
Demikian pula, modal dicatat dalam rekening ekuitas.
Buku
besar terbagi menjadi buku besar umum manmpilkan proses transaksi untuk buku
besar umum dan siklus pelaporan keuangan. Sistem buku besar umum mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:
1. untuk
menatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar
2. untuk
memposting transaksi-transaksi kea kun yang tepat
3. untuk
menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun
4. untuk
mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan
5. untuk
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap
periode akuntansi
adapun
fungsi dari sistem buku besar umum adalah
1. mengumpulkan
data transaksi
2. mengklasifikasikan
dan mengkodekan data transaski dan akun
3. menvalidasi
transaksi yang terkumpul
4. mengupdate
akun buku besar umum dan file transaksi
5. mencatat
penyesuaian terhadap akun
6. mempersiapkan
laporan keuangan
buku
besar pembantu yang diperlukan untuk masing-masing akun pada rekning-rekening
yang ada adalah sbb :
1.5 jurnal penyesuaian
prosedur
penyesuaian merupakan prosedur untuk menyesuaikan rekening-rekening pada akhir
periode yang belum menyajikan informasi yang paling up to date. Jurnal
penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi untuk mematikan bahwa
pendapatan dan biaya diakui pada periode yang tepat, seusai dengan
prinsip-prinsip pengakuan pendapatan dan biaya. Pada dasarnya, ada dua ragam
penyesuaian, yaitu:
1. penyesuaian
yang berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah terjadi tetapi belum
dicatat
2. penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi-transaksi
yang sudah dicatat di rekening, tetapi saldo rekening yang bersangkutan masih
haarus diperbaiki untuk menggambaarkan keadan yang sebenarnya.
1.6 penutupan buku besar
tiap-tiap
suatu periode akuntansi dimulai, saldo rekening-rekening nominal harus bersih
atau sama dengan nol. Rekening-rekening nominal dapat di nol-kan dengan menutup
rekening-rekening tersebut diakhir periode. Prosedur penutupan rekening
diselenggarakan. Prosedur penutupan rekening diselenggarakan setelah laporan
keuangan disusun. Instrument akuntansi untuk menutup rekening nominal adalah
jurnal penutup juga diposting ke rekening-rekening yang bersangkutan, sehingga
setelah posting dilakukan, rekening-rekening nominal akan bersaldo nol.
1.7 kertas kerja
kertas
kerja dibuat untuk mempermudah pembuat laporan keuangan dalam menyelesaikan
tugasnya. Kertas kerja yang pertama kali dibuat adalah jurnal. Dalam praktik
akuntansi dikenal berbagai bentuk jurnal, mulai dari yang sederhana sampai pada
yang rumit. Bentuk jurnal yang paling sederhana adalah jurnal dua kolom. Memang
jumlah kolom yang tersedia lebih dari dua, tetapi kolom untuk mencatat jumlah
rupiah yang didebet, dan kolom lain untuk mencatat jumlah rupiah yan dikredit.
Setelah
transaksi-transaksi dicatat dalam jurnal, ayat-ayat jurnal perlu diringkas
dalam buku besar. Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam
bukti jurnal ke buku besar disebut posting, yaitu memindahkan jumlah dalam
kolom debet jurnal ke dalam sisi kredit rekening.
Pada
setiap masa akhir tertentu entitas biasanya menyusun suatu daftar saldo
rrekening yang terdapat dalam buk besar yang disebut neraca saldo. Salah satu
tujuan pembuatan neraca saldo adalah sebagai perisapan penyusunan laporan
keuangan. Neraca saldo biasanya dibuat pada tiap-tiap akhir bulan atau pada
akhir periode akuntansi yang merupakan ringkasan dari akibat-akibat transaksi
yang telah dicatat dalam suatu periode akuntansi. Laporan keuangan seringkali
tidak dapat disusun langsung dari neraca saldo, karena data yang tercantum
dalam penyesuaian terlebih dahulu. Salah satu tahap dalam penyusunan laporan
keuangan adalah melakukan penyesuaian pembukuan dengan membuat jurnal
penyesuaian. Setelah melakukan penyesuaian, akan dihasilka neraca saldo yang
telah disesuaikan. Neraca saldo yang telah disesuaikan dapat dikerjakan secara
langsung dari buku besar. Jurnal penyesuaian dibukukan ke dalamnya atau dengan
membuat suatu neraca lanjut kertas kerja yang terdiri atas tiga pasang kolom, yaitu
kolom neraca saldo, kolom jurnal penyesuaian, dan kolom neraca saldo setelah
penyesuaian dikertas kerja/neraca lajur, penyusunan laporan keuangan dapat
dlakukan dengan teliti, dibutuhkan suatu alat bantu, yaitu neraca lajur. Agar
penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti, diibutuhkan suatu
alat bantu, yaitu neraca lajur . neraca lajur adalah suatu kertas berkolom yang
dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi saat entitas menyusun laporan
keuangan dengan cara yang sistematis. Sifat neraca lajur tidak formal dan bukan
merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi. Neraca lajur merupakan alat
pembantu penyusunan laporan keuangan.
1.8 laporan keuangan
konsolidasi
konsep
akuntansi konsolidasi secara jelas meliputi konsoidasi saat satu atau lebih
entitas menjadi entitas anak dari suatu entitas induk. Uatuentitas akan menjadi
entitas anak, apabila antitas lin meiliki stratifikasi yang lebih tinggi
sehingga memperoleh pengendalian pada entitas lain yang lebih rendah secara
langsung. Pada umumnya,para pengguna laporan keuangan ingin mengethaui dan
mendapatkan informasi tentang posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dari
suati kelompok perusahaan secara kesuluruhan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi
melaui penyajian laporan keuangan konsolidasi yang menyajikan informasi
keuangan dari suatu kelompok perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi.
Entitas pelaporan
Konsolidasi
membawa dua entitas yan sebelumnya terpisah ke dalam pengendalian dengan tim
manajemen tunggal meskipun entitas itu tetap beroperasi sebagai entitas hukum
yang terpisah, konsolidasi tersebut menciptakan entitas pelaporan yang meliputi
semua operasi yang dikendalikan oleh manajemen entitas induk. Entitas yang baru
bertanggung jawab terhadap pelaporan kepada pemilik modal dan kreditor entitas
induk serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Prosedur konsolidasi
Penyusunan
laporan keuangan konsolidasi dilakukan melalui penggabungan laporan keuangan
dari masing-masing entitas dengan menjumlahkan unsure-unsur yang sejenis dari
aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Laporan keuangan konsolidasi
dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok entitas tersbut sebagai satu
kesatuan ekonomi.
Laporan
keuangan entitas induk dan entitas anak yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasi lazimnya adalah laporan keuangan dengan tanggal pelaporan
yang sama. Apabila ternyata perlaporannya berbeda, entitas anak biasanya
menyusun laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda tersebut dapat
juga digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang perbedaan tanggal pelaporan
itu tidak lebih dari tiga bulan. Sesuai dengan asas konsistensi, jangka waktu
periode laporan maupun perbedaan tanggal pelaporan, harus selalu sama dari
waktu ke waktu.