TOPIK KHUSUS-PELAPORAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


1.      PELAPORAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
1.1  Pengertian pelaporan kinerja
Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggung jawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas. Entitas yang mempunyai kewajiban membuat pelaporan kinerja organisasi sektor publik dapat diidentifikasi sebagai berikut : pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintahan, dan unit pelaksana teknis.

1.2  karakteristik pelaporan kinerja organisasi sektor publik yang berkualitas
focus pada hal-hal yang penting
criteria kualitas informasi pelaporan yang dipercaya dan hanya menyajikan hal-hal yang penting dapat dipilih menjadi tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.       mengetahui apa yang dianggap penting oleh users
pelaporan kinerja yang baik dicerminkan dengan pemahaman pemakainya tentang : (1) hal-hal yang penting diketahui (2) apa yang dilakukan dengan laporan kinerja tersebut (3) bagaimana menggunakan laporan tersebut
b.      memuat informasi tentang tujuan utama pelaporan kinerja dan komitmen komitmennya pada pencapaian hasil
c.       memuat informasi yang dinilai paling penting oleh organisasi sektor publik dari aspek kinerja.
Menghubungkan tujuan dengan hasil
pelaporan mengenai hal yang telah hal yang telah dicapai dengan apa yang diharapkan di satu sisi dapat member peluang, namun di sisi lain juga mngandung risiko. Dikatakan member peluang karena pelaporan kinerja dapat memicu diskusi dan debat untuk menghasilkan keputusan yang lebih matang dalam alokasi sumber daya dan kinerja yang diharapkan.
Menyajikan hasil sesuai dengan konteksnya
Factor kontekstual harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan, strategi, investasi, dan kinerja yang diharapkan. Besarnya kapasitas sangat ditentukan oleh akurasi instrument kebijaksanaan, aransemen-aransemen kolaborati, atau penentuan sumber daya manusia, keuangan, intelektual, dan sumber daya fisik. Dalam kondisi awal, pembangunan kapasitas merupakan hasil yang penting. Pemahaman yang baik tentang kinerja harus diletakkan menurut isu output, di mana pencapaian tujuan jangka pendek merupakan cermin dari kemampuan pencapaian hasil di masa depan.
Factor konstektual lainnya adalah peran organisasi dalam lingkup yang lebih besar. Masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap misi dan pencapaian tujuan yang diemban organisasi pelayanan publik, selain pemerintah.
Mengaitkan sumber daya dengan hasilnya
Strategi yang ditentukan juga harus meliputi apa yang diterapkan untuk mencapai tingkat hasil tertentu. Penjelasan atas strategi pencapaian tujuan akan meliputi bagaimana organisasi sektor publik mencapai sasaran programnya, mengalokasikan sumber daya, dan membantu memahami hubungan sebab akibat serta asumsi-asumsi yang digunakan.
Menyajikan informasi yang bersifat komparatif
Dua factor pembanding yang dapat dipertimbangkan yaitu :
a.       hasil kegiatan sebelumnya
penyajian informasi pembandingan yang telah dihasilkan dalam periode sebelumnya, akan dapat membantu analisis tujuan jangka panjang, seperti konsistensi dan stabilitas kinerja yang dilaporkan
b.      hasil kegiatan dari organisasi sejenis
penyusunan pelaporan kinerja dapat membandingkan kinerjanya dengan organisasi sejenis yang dianggap terbaik di bidangnya, atau membandingkannya dengan sekelompok organisasi sejenis.
Mempertimbangkan factor keandalan/reliabilitas
Factor yang menentukan relaibilitas pelaporan kinerja adalah kinerja organisasi pelayanan publik, pilihan metoda pengukuran kinerja yang dipakai, dan analisis cost effectiveness dari pendekatan alternative yang tersedia. Pelaporan kinerja hendaklah menyajikan pembahasan atas ukuran yang dipakai, sehingga tingkat realibilitas laporan tetap tinggi.
1.3  fungsi pelaporan kinerja
unit kerja organisasi ektor publik menghadapi beberapa persaingan peningkatan hasil dan penyediaan pelayanan yang lebih efektif dan efisien. Pertama, kekurangan kompetensi yang sebenarnya. Kedua, sulit mengukur, mengkomunikasikan, dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan program pelayanan publik. Ketiga, organisasi sektor publik membatasi substansi pelayanan untuk mencapai hasil yang lebih optimum.
pelaporan kinerja sebagai motivator untuk meningkatkan kinerja
motivasi kemajuan pelayanan publik akan sulit dicapai tanpa kompetensi, karena unit kerja organisasi publik hanya dapat ditingkatkan dengan pemeliharaan keunggulan secara konsisten. Namun, di beberapa unit yang lain, penigkatan kinerja juga hanya bisa dicapai melalui swastanisasi. Dengan informasi tentang pembandingan pengukuran kinerja, kemampuan barang-barang sektor pereorangan dan publik akan mendapatkan tekanan persaingan.
Pelaporan kienrja juga dapat disediakan untuk memotivasi kinerja seseorang. Misalnya, pegawai sektor publik, seperti banyak orang, dapat termotivasi oleh adanya kompetisi. Akan tetapi, jauh lebih sulit untuk mengkomunikasikannya dengan kepentingan pegawai unit kerja organisasi, tingkat penyelesaian, dan kinerja.
Pelaporan kinerja sebagai alat akuntabilitas.
Pelaporan kinerja yang diterbitkan secara regular akan menjadi langkah maju dalam mendemonstrasikan proses akuntabilitas. Perbandingan pengukuran kinerja dapat dibangun atas pengukuran kinerja dan menambah dimensi lainnya untuk akuntabilitas perbandingan dengan unit kerja organisasi lain yang serupa.
Pelaporan kinerja sebagai alat untuk menentukan latihan terbaik
Fakta menunjukkan bahwa perbandingan pengukuran kinerja adalah alat yang baik untuk mengindikasikan program yang berjalan dan program yang tidak berjalan. Peningkatan kinerja industry merupakan contoh yang terbaik bagi praktik profesionalisme. Perbandingan pengukuran kinerja dapat menyediakan informasi dasar yang siap dianalisis. Ketika uji substantive dilakukan pada kinerja pelayanan unit kerja organisasi yang serupa, kesamaan dan perbedaan antarorganisasi yang terlibat bisa diketahui. Dengan menggunakan perbandingan pengukuran kinerja antar unit kerja organisasi yang sama, praktik terbaik dan terektif dapat diidentifkasi.
2.      PELAPORAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
2.1  format pelaporan kinerja
format laporan harus dapat mengakomodasi informasi penting. Laporan kinerja yang disajikan untuk manajer, pekerja yang lain, dan masyarakat seharusnya berisi perbandingan antara program dan kinerja yang dihasilkan. Table-tabel yang ada dalam  laporan kinerja biasanya dibangun berdasarkan kebutuhan program dan didukung data hipotesis. Jadi, laporan kinerja dapat digunakan untuk pelaporan internal maupun eksternal.
Menyediakan hal-hal yang penting termasuk informasi penjelas dalam membuat laporan
Informasi penjelas memberikan penjelasan tentang hasil program secara signifikan, seperti nilai indicator yang lebih buruk atau lebih baik dari yang diharapkan. Penggabungan berbagai data dan informasi harus diuji menurut rancangan analisi program dan pencapaiannya. Seperti pengumpulan fakta, pembandingan kinerja merupakan proses pengukuran hasil.
2.2  diseminasi laporan kinerja
laporan kinerja seharusnya disebarkan kepada setiap orang secepat mungkin. Laporan kinerja mencakup hal-hal seperti data, penjelasan informasi dan titik berat atau catatan, seharusnya untuk kalangan luar program. Tampilan kinerja yang dilaporkan merupakan keputusan tentang bagaimana melayani kelompok kepentingan secara detail. Catatan atas laporan kinerja tahunan merupakan cara yang efektif dalam berkomuniasi dengan ramah, tepat waktu, dan wajar, sehingga masyarakat memberikan kredibilitas publik bagi organisasi terkait.
3.      ANALISIS INFORMASI LAPORAN KINERJA
3.1  bagaimana laporan kinerja dapat membantu
analisis data dari sistem pengukuran kinerja yang baik dapat membantu organisasi dalam:
1.      mengenitifkasi kondisi pelaksanaan program yang mendorong perbaikan program
2.      membantu pengembangan dan peningkatan strategi pelayanan
3.      menyediakan petunjuk permasalahan dan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan hasil
4.      membantu penilaian tindakan perbaikan yang telah dilakukan

3.2  analisis data laporan kinerja
berikut ini adalah beberapa prosedur yang disarankan untuk pengujian secara sistematis :
1.      pengujian perubahan sepanjang waktu
setelah informasi kinerja tersedia lebih dari satu periode perlaporan, berbagai analisis temuan antarperiode dapat diperbandingkan.
2.      Pengujian breakout hasil bagi setiap indicator hasil perlu dilakukan untuk menilai dimana kinerja dilakukan secara baik dan adil, atau buruk.
Berbagai breakout seperti karakteristik pengguna layanan, unit organisasi, kesulitan beban kerja, serta tipe dan dan jumlah layanan merupakan dasar bagi perbandingan hasil. Analisis statistic dapat membantu pengujian dengan (a) memprakirakan kemungkinan perbedaan dalam pengamatan peluang dan (b) memprakirakan lebih lanjut hasil pelayanan khusus.
3.      Membandingkan hasil program dengan hasil-hasil program serupa di organisasi yang berbeda.
Data perbandingan indkator kinerja dengan program lain, organisasi lain, jusrisdiksi lain, atau sektor swasta harus direview. Apabila hasil yang lebih baik dapat dihasilkan di tempat yang lain, maka staf program perlu menilai alasannya dan memberikan alasan mengenai kinerja organisasinya yang rendah serta sasaran kinerjanya. Identifikasi pelaksanaan yang berhasil dapat ditandai dengan kesuksesan produk menurut proses pengukuran kinerja.
4.      Menggunakan prinsip pengecualian, yaitu toleransi melalui penjelasan hasil indicator kinerja di luar jangkauan target.
Pendekatan pengecualian merupakan cara penentuan cakupan sasaran, di masa hasil penerapan indicator kinerjanya berada di luar cakupan batas pengendalian.
5.      Mendapatkan dan menguji penjelasan informasi
Penjelasan informasi dapat disajikan dalam beberapa bentuk. Pertama,  penilaian kualitatis merupakan penjelasan atas hasil analisis statistic yang ada. Kedua, beberaoa penilaian lainnya, seperti interpretif dan kuantitatif, sering djerumuskan sebagai rasionalisasi hasil. Sumber lain untuk menjelaskan informasi adalah hasil survey pengguna layanan. Sebuah organisasi melakukan survey sebagai bagiain dari proses pengukuran kinerja organisasi, di mana kuesioner yang dikirmkan akan dijadikan alasan bagi program pebaikan pelayanan.
6.      Menentukan apakah data pada banyak tipe indicator kinerja adalah konsisten.
Besarnya pemasukan baik keuangan maupun staf harus sesuai dengan besarnya keluaran. Pengujian kesesuaian ini dapat dilakukan melalui analisis besaran hasil antara dan hasil akhir yang dicapai. Apabila organisasi tidak mampun menghasilkan keluaran sebesar perkiraan, maka besarnya hasil yang akan dicapai kurang dari perkiraan
7.      Fokuskan pada setiap individu yang berada di rentang indicator hasil.
Organisasi sektor publik memiliki cakupan pertanggung jawaban di semua titik di mana target populasi terletak. Tanggung jawab ini tetap melekat, meskipun kapasitas organisasi tak sepadan, maka organisasi sebaiknya mengikuti skala prioritas pemakai pelayanan. Saat sumber daya sudah sangat berkurang, permasalahan ketidak cukupan sumber daya akan muncul secara politis.
8.      Menguji hasil ganda bersama untuk mendapatkan perspektif yang lebih menyeluruh atas kinerja secara keseluruhan.
Kebanyakan program mempunyai lebih dari satu indicator kinerja sesuai dengan kebutuhannya. Uji indicator secara terpisah atas suatu program sangat menarik untuk dilakukan. Namun, program juga harus menguji seperangkat indicator kinerja, termasuk breakout kunci, secara bersamaan untuk meningkatkan kinerja di masa lalu.
9.      Penggunaan data kinerja yang lalu untuk tindakan yang tepat lagi prosedur baru untuk membantu mengevaluasi keberhasilan program.
Ketika data kinerja menunjukkan adanya permasalahan, solusinya seringkasi tidak jelas. Program dapat bereksperimen dengan pendekatan baru dan menggunakan data kinerja untuk memperkirakan hasil. Sebuah program dengan sistem pengukuran kinerja yang sedang berjalan dapat terus menggunakan untuk mengevaluasi prosedur atau kebijakan baru.

3.3  apa yang terjadi jika laporan kinerja memberitakan hasil yang buruk
setiap laporan kinerja akan menampilan hasil yang diharapkan secara signifkan. Sementara itu, setiap sistem pengukuran kinerja bermaksud menelusuri permasalahan hasil, sehingga manajemen dapat menilai apakah tindakan koreksi dapat dilakukan untuk meraih hasil yang diinginkan.
3.4  analisis masalah khusus untuk program yang memerlukan kombinasi data hasil dari sumber
organisasi dapat mengambil data untuk beberapa indicator hasil dari berbagai organisasi lain, seperti beberapa perwakilan pemerintah. Dapatkah data dikombinasikan? Apakah bisa, bagaimana? Permasalahan data yang disediakan berbeda dengan prosedur pengumpulannya. Karena indicator hasil dapat mengembangkan beberapa data jumlah secara kasar, maka organisasi ingin mengkombinasikan datanya.
3.5  rekomendasi analisis data laporan kinerja
analisis harus bisa merekomendasikan satu atau lebih tipe-tipe tindakan berikut :
a.       prosedur perbaikan khusus. Syaratnya, laporan data hasil yang akan datang harus sesuai.
b.      Sebuah evaluasi yang mendalam untuk mengindentifikasi penyebab dan tindakan perbaikan apa yang harus dilakukan.
c.       Pengujian atas aktivitas program yang menjelaskan informasi, akan menunjukkan penyebab permasalahan.
d.      Sebuah pengalaman untuk menguji prosedur baru sedang berlangsung.

4.      PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA
4.1  pengertian dan pentingnya perbandingan pengukuran kinerja
Digunakan untuk menginkatkan kemampuan manajemen dan operasi dari unit kerja organisasi khusus, atau fuungsinya, untuk meningkatkan hasil kebijakan dan alokasi pusat keputusan, dan mengkomunikasinya kepada publik apa yang telah diselesaikan dan apa yang masyarakat butuhkan, harus menjadi tujuan. Sebagai tata, perbandingan pengukuran kinerja harus dapat mengikuti pengukuran kinerja dan membandingkan kinerja di antara letak geografis yang berbeda atau fungsi divisi pada unit kerja organisasi. Hal ini semakin membaik, karena pemahaman kinerja yang jelas pada sebuah unit kerja organisasi adalah prasyarat untuk mebandingkan dengan unit kerja organisasi lainnya.
4.2  pencarian benchmark pembanding dalam menilai laporan kinerja
setelah program mempunyai data hasil, bagaimana hal itu dapat mencapai tingkat kinerja yang digambarkan, baik atau buruk? Dengan membandingkan hasil periode ini, benchmark merupakan pengukuran yang diharapkan. Kebanyakan tipe benchmark digunakan untuk menilai kinerja laporan periode khusus, seperti :
1.      Kinerja pada periode sebelumnya.
2.      Kinerja dari unit organisasi atau area geografis serupa
3.      Hasil untuk beban kerja atau kelompok pengguna layanan yang berbeda.
4.      Standar umum yang dikenal
5.      Kinerja dan jurisdiksi lain atau sektor privat.
6.      Perbedaan pelaksanaan penyediaan pelayanan
7.      Perbedaan pelaksanaan penyedian pelayanan.
8.      Sasaran yang ditentukan pada awal periode kinerja


TOPIK KHUSUS-PENGUKURAN KINERJA



1.      INDIKATOR KERJA

1.1  Pengertian indicator kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah diteraokan, dengan memperhitungkan indicator masuka (input), keluaran (output), hasil (outcomes), manfaat (benefit), dan dampak (impacts)
1.      Indikato masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiattan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indicator ini dapat berupa dan, sumber daya manusia, informasi, kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan, dan sebagainya
2.      Indicator keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan. Atau nonfisik
3.      Indicator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah
4.      Indicator manfaat adalah suatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan
5.      Indicator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negative terhadap setiap tingkatan indicator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan

1.2  syarat-syarat indicator kinerja
sebelum menyusun dan menetapkan indicator kinerja, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu indicator kinerja perlu diketahui. Syarat-syarat yang berlaku untuk semua kelompok kinerja tersebut adalah sebgai berikut :
a.       spesifik, jelas, dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi
b.      dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua atau lebih yang mengukur indicator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama
c.       relevan ; indicator kinerja harus menangani aspek objektif yang relevan
d.      dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses keluaran, hasil, manfaat, serta dampak
e.       harus cukup fleksibel dan sensitive terhadapa perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan
f.        efektif; data/informasi yang berkaitan dengan indicator kinerja bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisi dengan biaya yang tersedia
mengingat bidang kehidupan atau sektor/program pembangunan sangat beragam, indicator kinerja dan cara penerapannya untuk bidang fisik maupun bidang nonfisik tidak selalu sama. Berikut ini adalah beberapa contoh indicator kinerja:

-          tingkat kecepatan pelayanan
-          tingkat kecepatan pelayanan
-          tingkat kenyamanan
-          tingkat kemurahan
penentuan indikator-indikator diatas ke dalam masing-masing kelompoknya akan sangat tergantung pada kebijaksanaan/program/kegiatannya.
1.3  peran dan manfaat indikator kinerja
peran idikator kinerja
publikasi indicator kinerja melayani berbagai macam tujuan dasar, salah satunya adalah menjamin pertanggungjawaban organisasi sektor publik (agen). stewart menyarankan pertanggungjawaban dapat dijaga dengan hanya dua kondisi :
1.      agen harus memberikan perhitungan kinerja pelaku
2.      pelaku harus mampu menangani agen dalam perhitungannya
Manfaat indicator kinerja
Manfaat skema indicator kinerja dapat dipertimbangkan menjadi enam macam :
1.      kejelasan tujuan organisasi
2.      mengembangkan persetujuan pengukuran aktivitas
3.      keuntungan proses produksi harus dipahami lebih jelas
4.      tersedianya pembandingan kinerja dari organisasi yang berbeda
5.      tersedianya fasilitas setting of target untuk penilaian organisasi dan individual manager sebagai bagian dari pertanggungjawaban organisasi kepada pemilik saham

1.4  penyusunan indicator kinerja
langkah-langkah dalam menyusun indicator kinerja
ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk penyusunan dan penetapakan indicator kinerja pemerintahan, yaitu sbb :
1.      susun dan tetapkan rencana strategis lebih dahulu
2.      indentifikasi datainformasi yang dapat dikembangkan menjadi indicator kinerja
3.      pilih dan tetapkan indicator kinerja yang paling relavan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan/program/kegiatan
biaya indicator kinerja
Saat tim audit eksternal melakukan audit kinerja, skema indicator kinerja organisasi sektor publik akan diminta untuk dikirim. Melalui data yang dikumpulkan, analisis, pemeriksaan, dan penyebaran data kinerja telah ditemukan bahwa peniruan indicator kinerja justrru memunculkan permasalahan analisis kerja.
Kemungkinan disfungsi konsekuensi timbul dari dua alasan yang mendasar :
1.      sangat sulit untuk mengimplementasi prinsip indicator kinerja di organisasi/industry berbeda
2.      pengendali mempunyai kemampuan terbatas untuk memproses skema indicator kinerja, sehingga strategi penerapan indicator kinerja justru menyesatkan
menurut smith konsekuensi dalam penilaian kinerja diperiksa menurut delapan bagian
1.      tunnel vision adalah akibat dari penilaian aspek kinerja yang tidak ditangkap oleh indicator kinerja sehingga risiko bawaan diabaikan oleh manajemen.
2.      suboptimisasion adalah keterbatasan sumber daya sebagai batasan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan
3.      myopia adalah fenomena pengabaian tujuan jangka panjang yang terdapat pada skema indicator kinerja
4.      measure fixation, kebanyakan pengukuran kinerja gagal merefleksikan semua aktifitas dan semua usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan
5.      misreprensentation merupakan manipulasi data yang tidak sah dan berbahaya
6.      misinterpretation bisa muncul dalam penggunaan laporan keuangan
7.      gaming adalah distorsi kehati-hatian perilaku manajemen untuk menjamin keunggulan strategi

mengurangi konsekuensi disfungsional
terdapat banyak strategi yang bisa ditempuh untuk menghindari disfungsional yang tidak diharapkan. Jadi diperlukan keterlibatan semua staf pada semua level dalam (1) memelihara fleksibilitas, (2) menjaga sistem indicator kinerja dalam review yang konstan, dan (3) mengakui bahwa indicator kinerja tidak merepresentasikan akurasi proses produksi dan ketatnya mekanisme.
Mengklasifikasikan indicator kinerja menjadi lebih rinci akan membuat kegagalan interpretasi dan peningkatan kemampuan pelaku memahami pengendalian dapat diwujudkan. Pembandingan independen sangat dibutuhkan dalam memastikan bahwa kinerja saat ini memang bisa dianggap lebih baik dari kinerja masa lalu.
2.      SISTEM PENGUKURAN KINERJA

2.1  pengertian pengukuran kinerja
kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Dalam mengukur keberhasilan/kegagalan suatu organisasi, seluruh aktivitas organisasi tersebut harus dapat dicatat dan diukur. Penerapan skema indicator kinerja membutuhkan artikulasi misi, tujuan, sasaran, dan hasil program yang dapat diukur dan jelas manfaatnya.

2.3  tujuan dan manfaat pengukuran kinerja
pengukuran kinerja merupakan manajemen pencapaian kinerja. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa mendatang.
Pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk :
1.      memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja
2.      memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati
3.      memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan skema kerja serta melaukakan tindakan untuk memperbaiki kinerja
4.      memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang dicapai setelah dibandingkan dengan skema indicator kinerja yang telah disepakati
5.      menjaduikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi
6.      mengindentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7.      membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8.      memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
9.      menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan
10.  mengungkap permasalahan yang terjadi

2.3  prinsip-prinsip pemilihan ukuran kinerja
1.      evaluasi kembali ukuran yang ada
2.      mengukur kegiatan yang penting, tidak hanya hasil
3.      pengukuran harus mendorong tim kerja yang akan mencapai tujuan
4.      pengukuran harus merupakan perangkat yang terintegrasi, seimbang dalam penerapannya
5.      pengukuran harus memiliki focus eksternal jika memungkinkan

2.4  aspek yang diukur
1.      aspek financial
aspek financial meliputi anggaran atau cash flow. Aspek financial ini sangat penting diperhatikan dalam pengukuran kinerja
2.      kepuasan pelanggan
dalam globalisasi perdagangan, peran dan posisi pelanggan sangat krusial dalam penentuan strategi perusahaan. Untuk itu, manajemen perlu memperoleh informasi yang relevan mengenai tingkat kepuasan pelanggan
3.      operasi dan bisnis internal
informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang tercantum dalam skema strategis.
4.      Kepuasan pegawai
Dalam perusahaan yang banyak melakukan inovasi, peran strategis pegawai sungguh sangat nyata.
5.      Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders
Pengukuran kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikan kepuasan dari para stakeholders
6.      Waktu
Ukuran waktu juga merupakan variable yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja, sehingga informasi yang dibutuhkan diharapkan relevan dan up to date

2.5  skala pengukuran
seperangkat ukuran yang seimbang itu termasukpengukuran kinerja lintas sektoral seperti keuangan, nongkeuangan: biaya, nonbiaya: internal, eksternal: proses, hasil
skala pengukuran dapat dibedakan menjadi empat :
1.      skala nominal
merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatnya karena dengan skala ini objerk pengukuran dapat dikelompokkan berdasarkan cirri-ciri yang sama, yang berbeda dengan kelompok lain
2.      skala ordinal
skala ini lebih tinggi tingkatnya atau lebih baik dari pada skala nominal karena selain mempunyai ciri-ciri yang sama dengan skala nominal, yaitu dapat menggolongkan objek dalam golongan-golongan yang berbeda, skala ordinal juga mempunyai kelebihan dari skala nominal, yaitu bahwa golongan-golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal dapat dibedakan tingkatnya.
3.      Skala interval
Skala ini selain memiliki cirri yang sama dengan skala ordinal, yaitu dapat membedakan objek ke dalam golongan-golongan yang berjenjang, juga memiliki kelebihan seperti mempunyai unit pengukuran yang sama shingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain, atau antara satu golongan dengan golongan lain, dapat diketahui.
4.      Skala rasio
Skala rasio ini merupakan skala yang tertinggi tingkatnya, karena selain memperngaruhi kesamaaan dengan skala interval, juga mempunyai semua ciri yang dimiliki oleh semua skala di bawahnya.

2.6  teknologi pengukuran kinerja
teknologi balance score card (BSC)
ada empat perpektif dalam balance score card :

perpektif keuangan (financial)
memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya
perspektif konsumen (customer)
memberikan penilaian terhadap segmen pasar yang dituju dan tuntutan customer beserta tuntutan kebutuhan yang dilayani oleh organisasi dalam upaya untuk mencapai target keuangan tertentu
perspektif proses bisnis/intern (internal)
memberikan penilaian gambaran proses yang harus di bangun untuk melayani customer dan untuk mencapai target keuangan tertentu
perspektif pembalajaran dan pertumbuhan (growth)
memberikan penilaian yang merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel, prasarana sistem informasi, dan suasana lingkunagan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan target keuangan, customer, dan proses bisnis internal

Penilaian dengan 3E (Ekonomi, efisiensi, efektivitas)
Efisiensi adalah hubungan antara input dan output d mana barang dan jasa yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu. Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input dimana barang dan jasa dibeli pada kualitas yang diinginkan dan pada harga terbaik yang dimungkinkan.
Efisiensi, efekvitas, ekonomis tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Semakin besar rasio tersebut semakin efisien suatu organisasi.apabila organisasi telh berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut berjalan dengan efektif. Apabila biaya dari suatu pembangunan rumah sakit bisa lebih rendah dari yang sesungguhnya, maka kondisi tersebut dikatakan ekonomis.
2.7  siklus pengukuran kinerja
terdapat lima tahap untuk melakukan pengukuran kinerja, yaitu penskemaan strategi, penciptaan indicator, pengembangan sistem pengukuran data, penyempurnaan ukuran kinerja, dan pengintegrasian dengan proses manajemen.

3.      PRAKTEK PENILAIAN KINERJA DILUAR NEGERI – BALDRIGE AWARD SEBAGAI PENGUKUR PRESTASI (MUTU) AMERIKA
Baldrige award ini direkayasa untuk mempromosikan :
a.       Kesadaran akan pentingnya mutu sebagai salah satu elemen untuk kemampuan bersaing
b.      Pengertian akan pentingnya keunggulan mutu
c.       Berbagai informasi tentang strategi mutu dan manfaat dari pelaksanaan strategi yang sukses
Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan dengan tiga jenis bidang usaha, yaitu pabrik, jasa, dan perusahaan kecil dengan pemenang maksimum dua perusahaan untuk tiap jenisnya, walaupun tidak mutlak aka nada dua pemenang pada tiap jenis setiap tahunnya. Penilaian badrige memiliki tiga dimensi, yaitu penilaian atau pendekatan dan pelaksanaan serta hasil. Ketiga dimensi ini diterapkan ke dalam 7 kategori yang memiliki 28 bagian penilaian dengan 92 bagian yang harus dijawab.
4.      PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA-PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA BAGI PELAKSANAAN TERTIB LALU LINTAS
Aspek yang dinilai berkenaan dengan criteria penilaian Wahana Tata Nugraha adalah :
1.      Aspek sarana
Penilaian terhadapa ketersediaan angkutan umum meliputi jumlah angkatan umum dan ketersediaan jaringan trayek.
2.      Aspek prasarana
Penilaian terhadap pembenahan di lingkungan seperti penerangan jalan, pavingisasi trotoar dan pengecetan batas trotoar.
3.      Aspek sumber daya
Penilaian terhadap pencatatan/pendataan pengemudi, data kecelakaan lalu lintas, data pelanggaran lalu lintas, dan data asuransi kecelakaan, mempermudah aparat dan masyarakat dalam mengindentifkasi pelaku pada saat kecelakaan lalu lintas.
4.      Aspek manajemen
o    Penilaian terhadap penskemaan
o   Organisasi
o   Pelaksanaan
o   Pngawasan dan pengendalian
5.      Aspek penilaian lapangan
Tujuan dari penilaian lapangan ini adalah untuk melihat pelaksanaan tertib lalu lintas di suatu daerah, dan mencocokkan jawaban dari daftar isian dengan keadaan yang sesungguhnya

- Copyright © 2013 GI-Hirasawa - Hataraku Maou-sama! - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -