Posted by : Gusmella Ismarita Rabu, Desember 21, 2016



http://image.slidesharecdn.com/5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01/95/penganggaran-sektor-publik-33-638.jpg?cb=1424907052
1.      PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran dapat diinterprestasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaan yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang. Di dalam tampilannya, anggaran selalu menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu. Kebanyakan organisasi sektor publik melakukan pembedaan krusial antara tambahan modal dan penerimaan, serta tambahan pendapatan dan pengeluaran. Dampaknya adalah pemisahan penyusunan anggaran tahunan dan anggaran modal tahunan. Jenis anggaran sektor publik adalah :
a.       Anggaran Negara dan daerah APBN/APBD
b.      Rencana kegiatan dan anggaran perusahaan, yaitu anggaran usaha setiap BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau gabungan publik

2.      FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran berfungsi sebgai berikut :
1.      Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja
2.      Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang
3.      Anggarans sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan
4.      Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja
5.      Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi
6.      Anggaran merupakan instrument politik
7.      Anggaran merupakan instrument kebijakan fiscal

3.      PENGARUH DAN TUJUAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Selama lebih lima puluh tahun terakhir, perkembangan ideology dalam proses penganggaran dapat dikatakan alami. Anggaran dipengaruhi oleh berbagai sistem politik, teori ekonomi, pendekaan manajemen, akuntansi dan administrasi politik.
Anggaran sektor publik selalu dikatikan dengan akuntabilitas legislative. Konflik penentuan dan pemungutan pajak sangat berpengaruh terhadap kapabilitas legislative untuk mengendalikan pengeluaran. Karakter dari anggaran adalah keseragaman, keseluruhan transaksi pemerintahan, keteraturan penyerahan rancangan anggaran per tahunnya, akurasi, dan prakiraan pendapatan serta pengeluaran yang didasari oleh persetujuan/konsesus dan terpublikasi.

4.      KARAKTERISTIK ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Karakteristik anggaran sektor publik adalah sbb :
1.      Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan nonkeuangan
2.      Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun
3.      Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
4.      Usulan anggaran di telaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran
5.      Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu

5.      JENIS-JENIS ANGGARAN

5.1  Line Item Budgeting
Line item budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan dari mana dana berasal dan untuk apa dana tersebut digunakan. Jenis anggaran ini relative dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering pula disebut traditional budgeting.
Line item budgeting mempunyai sejumlah karakteristik penting, dimana tujuan utamanya adalah untuk melakukan kontrok keuangan, dan sangat berorientasi pada input organisasi. Dalam pelaksanaannya, karakteristik seperti diatas mengandung banyak kelemahan. Terkait dengan karakteristik penetapan anggaran dengan pendekatan incremental,ayitu menetapkan rencana anggaran dengan cara menaikkan jumlah tertentu pada jumlah anggaran yang lalu atau sedang berjalan. Akibatnya tidak tersedianya informasi yang logis dan rasional tentang rencana alokasi anggaran tahun yang akan datang. Akibat dari kelemahan diatas maka masalah besar yang dihadapi oleh sistem line item budgeting adalah effectiveness problem, efficiency problem dan accountanbility problem. Jika sistemnya sudah transparan, maka informasi yang dapat diterima oleh masyarakat tidak terlalu penting, karena hanya berkaitan dengan input organisasi.
5.2  Incremental Budgeting
Incremental budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan. Sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang
5.3  Planning Programming Budgeting System
Planning programming budgeting system adalah suatu proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang. Pada hakikatnya, berbagai jenis anggaran yang muncul belakangan berkarakter lebih rasional dibandingkan dengan line item budgeting.
5.4  Zero Based Budgeting (ZBB)
ZBB merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga langkah penyusunan ZBB adalah
1.      Identifikasi unit keputusan
2.      Membangun paket keputusan
3.      Mereview peringkat paket keputusan

5.5  Performance Budgeting
PB adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi. Performance budgeting mengalokasikan sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement sebagai indicator kinerja organisasi. Lebih jauh, pengkkaitan biaya dengan output organisasi merupakan bagian integral dalam berkas anggarannya. Atau dengan kata lain performance budgeting adalah teknik penyusunan anggaran berdasarkan pertimbangan beban kerja dan unit cost dari setiap kegiatan yang terstruktur. Struktur di sini diawali dengan pencapaian tujuan, program dan didasari oleh pemikiran bahwa penganggaran digunakan sebagai alat manajemen. Penyusunan anggaran manajemen tingkat keberhasilan program, baik di sisi eksekutif maupun legislative. Oleh karena itu anggaran dianggap sebagai pencerminan program kerja..
Performance budgeting mengalokasikan sumber daya pada program dan bukan pada unit organisasi. Konsekuensinya adalah bahwa dalam sistem penganggaran ini tidak terdapat lagi pengkategorian anggaran ke dalam anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Setiap program dapat dibiayai dari dua kategori tersebut diatas. Namun PB bukan tidak menghadapi kendala, terutama bagi Negara berkembang seperti Indonesia.
5.6  Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
Medium term budgeting framework adalah suatu kerangka strategi kebijakan pemerintah tentang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga pemerintah non departemen. Kerangka ini memberikan tanggungjawab yang lebih besar kepada departemen untuk penetapan alokasi dan penggunaan sumber dana pembangunan.
Tingkat kesiapan membangun MTBF tergantung pada kondisi keuangan Negara. Ketidakstabilan kebijakan fiscal akan menyebabkan tidak tepatnya alokasi sumber daya untuk berbagai program atau proyek. Selain itu, ketidakterpaduankebijakan perencanaa, penganggaran dan pelaksanaannya akan mengakibatkan kesulitan pengalokasian dana, seperti yang terjadi di Indonesia.
Perkiraan multiyear rolling budget
Perkiraan anggaran beberapa tahun ke depan merupakan karakter utama MTBF. Dengan pelksanaan rolling budget, penyusunan perkiraan jumlah dan komposisi anggaran pengeluaran untuk beberapa tahun ke depan dapat dilakukan. Prakiraan ini disesuaikan secara regular dengan factor inflasi. Perubahan prakiraan juga diperbolehkan selama searah dengan perubahan kebijakan pemerintah.
6. PRINSIP-PRINSIP PENGANGGARAN
Secara tradisional prinsip penganggaran yang sangat terkenal adalah apa yang dikenal dengan the tree es, yaitu ekonomis, efisien dan efektif. Jones menjelaskan bahwa ekonomis hanya berkaitan dengan input, efektivitas hanya berkaitan dengan output, sedangkan efisiensi adalah kaitan antara output dengan input. Dengan demikian, prinsip penganggaran di atas terlihat sangat terkait dengan prinsip akuntansi sektor publik.
Prinsip-prinsip penganggaran :
1.      Demokratis, mengandung makna bahwa anggaran Negara baik yang berkaitan dengan pendapatan maupun yang berkaitan dengan pengeluaran, harus ditetapkan melalui suatu proses yang mengikutsertakan sebanyak mungkin unsure masyarakat, selain harus dibahas dan mendapatkan persetujuan dari lembaga perwakilan rakyat
2.      Adil, berarti bahwa anggaran Negara haruslah diarahkan secara optimum bagi kepentingan orang banyak dan secara proporsional, dialokasikan bagi semua kelompok dalam masyarakat sesuai dengan kebutuhannya
3.      Transparan, proses perencanaan, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban anggaran Negara harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga oleh masyarakat umum
4.      Bermoral tinggi, bahwa pengelolaan anggaran Negara harus berpegang pada peraturan perundangan yang berlaku
5.      Berhati-hati, bahwa pengelolaan anggaran harus dilakukan secara hati-hati
6.      Akuntabel, bahwa pengelolaan keuangan Negara haruslah dapat dipertanggungjawabkan setiap saat secara intern maupun ekstern kepada rakyat.

7.      PENDEKATAN PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
7.1  Pendekatan Fungsional
Kerangka fikir systems of national accounts telah merekomendasika pandangan pembatasan karakter anggaran sbb :
a.       Kemandirian penyelenggara fungsi pemerintahan
b.      Diawali dengan batasan kemampuan pemerintah menanggung pengeluaran kesejahteraan masyarakat
Semua kebijakan ekonomi sektor publik selalu dihadapkan dengan berbagai ariabel dinamis, seperti pergerakan harga dan arah perekonomian. Ini berarti unsure ketidakpastian tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimumkan oleh kapabilitas manajemen keuangan unit kerja dan inisiatif unit pemegang otoritas. Selain itu, pelaksanaan anggaran sangat dipengruhi oleh penyelesaian konflik dan terjadinya consensus dari berbagai pihak dalam prosses penyusunan anggaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesuksesan pelaksanaan anggaran ditentukan 3 hal : pertama, kebijakan keuangan secara menyeluruh ditentukan oleh lembaga setingkat departemen atau lembaga pelaksan tertinggi; kedua, kesuksesan anggaran sangat ditentukan oleh dukungan politis berbagai lembaga; dan ketiga, akurasi perencanaan, terutama penganggaran, dipengaruhi oleh teknik review prakiraan anggaran.
7.2  Pendekatan pengambilan Keputusan
Ditinjau dari aspek ekonomi penyusunan dan analisi anggaran, informasi dan komunikasi harus disaring dalam besaran ekonomi yang diartikan sebagai wujud dari kesejahteraan masyarakat. Dalam praktiknya, anggaran merupakan kumpulan proses pengamilan keputusan terhadap kehidupan dan tujuan organisasi. Oleh karena itu, pembahasan anggaran sebagai alat optimisasi perlu dikaji secara tersendiri.
Berikutnya, setelah proses penyusunan anggaran, pembahan akan dilanjutkan ke proses evaluasi dan analisis anggaran. Proses evaluasi anggaran ditujukan untuk menguji konsistensi item pengeluaran dalam kerangka pengeluaran secara menyeluruh. Focus analisis anggaran adalah penghitungan surplus deficit. Apabila terjadi surplus, proses distriusi akan menjadi permasalahan tambahan. Apabila deficit, proses pembelanjaan akan menjadi pekerjaan tambahan. Dengan struktur demikian, penyusunan anggaran lebih dikaitkan dengan proses aliran kas. Akibat pendekatan surplus-defisit anggaran, focus manajemen anggaran lebih ditujukan pada keseimbangan anggaran.
Pengambilan keputusan anggaran dapat dibedakan menjadirasional dan penyesuaian/bertahap. Dimana pendekatan ini didasari pada pemikiran ekonomi tradisional. Sedangkan konsep pluralis pemerintah diterapkan kea rah pendekatan pemerintah yang demokratis. Dalam praktiknya kedua konsep ini dipadukan secara simultan.
8.      EVALUASI ANGGARAN
Kegunaan evaluasi perkiraan pendapatan dan pengeluaran anggaran tahun berjalan adalah sebagai titik awal untu kemnentukan anggaran tahun yang akan datang. Disini perubahan diharapkan tidak terlalu banyak, karena perubahan yang terlalu banyak akan menunjukkan kelemahan fundamental proses penganggaran. Dalam prkatiknya, evalasi anggaran pada margin tahun lalu ternyata memfokuskan pada proses evaluasi itu sendiri.
Penambahan anggaran sebaga hasil evaluasi harus tetap konsisten untuk mengurangi konflik dan prinsip konseratisme (ketidakpastian). Kelebihan alokasi anggaran tahunan seringkali terjadi. Demikian juga, kekurangan alokasi anggaran sering juga dirasakan di berbagai sektor. Akibatnya, diperlukan indakan konservatif yang berwawasan ke depan.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 GI-Hirasawa - Hataraku Maou-sama! - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -