Posted by : Gusmella Ismarita Rabu, Desember 21, 2016



1.      INDIKATOR KERJA

1.1  Pengertian indicator kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah diteraokan, dengan memperhitungkan indicator masuka (input), keluaran (output), hasil (outcomes), manfaat (benefit), dan dampak (impacts)
1.      Indikato masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiattan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indicator ini dapat berupa dan, sumber daya manusia, informasi, kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan, dan sebagainya
2.      Indicator keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan. Atau nonfisik
3.      Indicator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah
4.      Indicator manfaat adalah suatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan
5.      Indicator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negative terhadap setiap tingkatan indicator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan

1.2  syarat-syarat indicator kinerja
sebelum menyusun dan menetapkan indicator kinerja, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu indicator kinerja perlu diketahui. Syarat-syarat yang berlaku untuk semua kelompok kinerja tersebut adalah sebgai berikut :
a.       spesifik, jelas, dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi
b.      dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua atau lebih yang mengukur indicator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama
c.       relevan ; indicator kinerja harus menangani aspek objektif yang relevan
d.      dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses keluaran, hasil, manfaat, serta dampak
e.       harus cukup fleksibel dan sensitive terhadapa perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan
f.        efektif; data/informasi yang berkaitan dengan indicator kinerja bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisi dengan biaya yang tersedia
mengingat bidang kehidupan atau sektor/program pembangunan sangat beragam, indicator kinerja dan cara penerapannya untuk bidang fisik maupun bidang nonfisik tidak selalu sama. Berikut ini adalah beberapa contoh indicator kinerja:

-          tingkat kecepatan pelayanan
-          tingkat kecepatan pelayanan
-          tingkat kenyamanan
-          tingkat kemurahan
penentuan indikator-indikator diatas ke dalam masing-masing kelompoknya akan sangat tergantung pada kebijaksanaan/program/kegiatannya.
1.3  peran dan manfaat indikator kinerja
peran idikator kinerja
publikasi indicator kinerja melayani berbagai macam tujuan dasar, salah satunya adalah menjamin pertanggungjawaban organisasi sektor publik (agen). stewart menyarankan pertanggungjawaban dapat dijaga dengan hanya dua kondisi :
1.      agen harus memberikan perhitungan kinerja pelaku
2.      pelaku harus mampu menangani agen dalam perhitungannya
Manfaat indicator kinerja
Manfaat skema indicator kinerja dapat dipertimbangkan menjadi enam macam :
1.      kejelasan tujuan organisasi
2.      mengembangkan persetujuan pengukuran aktivitas
3.      keuntungan proses produksi harus dipahami lebih jelas
4.      tersedianya pembandingan kinerja dari organisasi yang berbeda
5.      tersedianya fasilitas setting of target untuk penilaian organisasi dan individual manager sebagai bagian dari pertanggungjawaban organisasi kepada pemilik saham

1.4  penyusunan indicator kinerja
langkah-langkah dalam menyusun indicator kinerja
ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk penyusunan dan penetapakan indicator kinerja pemerintahan, yaitu sbb :
1.      susun dan tetapkan rencana strategis lebih dahulu
2.      indentifikasi datainformasi yang dapat dikembangkan menjadi indicator kinerja
3.      pilih dan tetapkan indicator kinerja yang paling relavan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan/program/kegiatan
biaya indicator kinerja
Saat tim audit eksternal melakukan audit kinerja, skema indicator kinerja organisasi sektor publik akan diminta untuk dikirim. Melalui data yang dikumpulkan, analisis, pemeriksaan, dan penyebaran data kinerja telah ditemukan bahwa peniruan indicator kinerja justrru memunculkan permasalahan analisis kerja.
Kemungkinan disfungsi konsekuensi timbul dari dua alasan yang mendasar :
1.      sangat sulit untuk mengimplementasi prinsip indicator kinerja di organisasi/industry berbeda
2.      pengendali mempunyai kemampuan terbatas untuk memproses skema indicator kinerja, sehingga strategi penerapan indicator kinerja justru menyesatkan
menurut smith konsekuensi dalam penilaian kinerja diperiksa menurut delapan bagian
1.      tunnel vision adalah akibat dari penilaian aspek kinerja yang tidak ditangkap oleh indicator kinerja sehingga risiko bawaan diabaikan oleh manajemen.
2.      suboptimisasion adalah keterbatasan sumber daya sebagai batasan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan
3.      myopia adalah fenomena pengabaian tujuan jangka panjang yang terdapat pada skema indicator kinerja
4.      measure fixation, kebanyakan pengukuran kinerja gagal merefleksikan semua aktifitas dan semua usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan
5.      misreprensentation merupakan manipulasi data yang tidak sah dan berbahaya
6.      misinterpretation bisa muncul dalam penggunaan laporan keuangan
7.      gaming adalah distorsi kehati-hatian perilaku manajemen untuk menjamin keunggulan strategi

mengurangi konsekuensi disfungsional
terdapat banyak strategi yang bisa ditempuh untuk menghindari disfungsional yang tidak diharapkan. Jadi diperlukan keterlibatan semua staf pada semua level dalam (1) memelihara fleksibilitas, (2) menjaga sistem indicator kinerja dalam review yang konstan, dan (3) mengakui bahwa indicator kinerja tidak merepresentasikan akurasi proses produksi dan ketatnya mekanisme.
Mengklasifikasikan indicator kinerja menjadi lebih rinci akan membuat kegagalan interpretasi dan peningkatan kemampuan pelaku memahami pengendalian dapat diwujudkan. Pembandingan independen sangat dibutuhkan dalam memastikan bahwa kinerja saat ini memang bisa dianggap lebih baik dari kinerja masa lalu.
2.      SISTEM PENGUKURAN KINERJA

2.1  pengertian pengukuran kinerja
kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Dalam mengukur keberhasilan/kegagalan suatu organisasi, seluruh aktivitas organisasi tersebut harus dapat dicatat dan diukur. Penerapan skema indicator kinerja membutuhkan artikulasi misi, tujuan, sasaran, dan hasil program yang dapat diukur dan jelas manfaatnya.

2.3  tujuan dan manfaat pengukuran kinerja
pengukuran kinerja merupakan manajemen pencapaian kinerja. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa mendatang.
Pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk :
1.      memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja
2.      memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati
3.      memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan skema kerja serta melaukakan tindakan untuk memperbaiki kinerja
4.      memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang dicapai setelah dibandingkan dengan skema indicator kinerja yang telah disepakati
5.      menjaduikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi
6.      mengindentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7.      membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8.      memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
9.      menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan
10.  mengungkap permasalahan yang terjadi

2.3  prinsip-prinsip pemilihan ukuran kinerja
1.      evaluasi kembali ukuran yang ada
2.      mengukur kegiatan yang penting, tidak hanya hasil
3.      pengukuran harus mendorong tim kerja yang akan mencapai tujuan
4.      pengukuran harus merupakan perangkat yang terintegrasi, seimbang dalam penerapannya
5.      pengukuran harus memiliki focus eksternal jika memungkinkan

2.4  aspek yang diukur
1.      aspek financial
aspek financial meliputi anggaran atau cash flow. Aspek financial ini sangat penting diperhatikan dalam pengukuran kinerja
2.      kepuasan pelanggan
dalam globalisasi perdagangan, peran dan posisi pelanggan sangat krusial dalam penentuan strategi perusahaan. Untuk itu, manajemen perlu memperoleh informasi yang relevan mengenai tingkat kepuasan pelanggan
3.      operasi dan bisnis internal
informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang tercantum dalam skema strategis.
4.      Kepuasan pegawai
Dalam perusahaan yang banyak melakukan inovasi, peran strategis pegawai sungguh sangat nyata.
5.      Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders
Pengukuran kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikan kepuasan dari para stakeholders
6.      Waktu
Ukuran waktu juga merupakan variable yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja, sehingga informasi yang dibutuhkan diharapkan relevan dan up to date

2.5  skala pengukuran
seperangkat ukuran yang seimbang itu termasukpengukuran kinerja lintas sektoral seperti keuangan, nongkeuangan: biaya, nonbiaya: internal, eksternal: proses, hasil
skala pengukuran dapat dibedakan menjadi empat :
1.      skala nominal
merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatnya karena dengan skala ini objerk pengukuran dapat dikelompokkan berdasarkan cirri-ciri yang sama, yang berbeda dengan kelompok lain
2.      skala ordinal
skala ini lebih tinggi tingkatnya atau lebih baik dari pada skala nominal karena selain mempunyai ciri-ciri yang sama dengan skala nominal, yaitu dapat menggolongkan objek dalam golongan-golongan yang berbeda, skala ordinal juga mempunyai kelebihan dari skala nominal, yaitu bahwa golongan-golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal dapat dibedakan tingkatnya.
3.      Skala interval
Skala ini selain memiliki cirri yang sama dengan skala ordinal, yaitu dapat membedakan objek ke dalam golongan-golongan yang berjenjang, juga memiliki kelebihan seperti mempunyai unit pengukuran yang sama shingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain, atau antara satu golongan dengan golongan lain, dapat diketahui.
4.      Skala rasio
Skala rasio ini merupakan skala yang tertinggi tingkatnya, karena selain memperngaruhi kesamaaan dengan skala interval, juga mempunyai semua ciri yang dimiliki oleh semua skala di bawahnya.

2.6  teknologi pengukuran kinerja
teknologi balance score card (BSC)
ada empat perpektif dalam balance score card :

perpektif keuangan (financial)
memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya
perspektif konsumen (customer)
memberikan penilaian terhadap segmen pasar yang dituju dan tuntutan customer beserta tuntutan kebutuhan yang dilayani oleh organisasi dalam upaya untuk mencapai target keuangan tertentu
perspektif proses bisnis/intern (internal)
memberikan penilaian gambaran proses yang harus di bangun untuk melayani customer dan untuk mencapai target keuangan tertentu
perspektif pembalajaran dan pertumbuhan (growth)
memberikan penilaian yang merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel, prasarana sistem informasi, dan suasana lingkunagan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan target keuangan, customer, dan proses bisnis internal

Penilaian dengan 3E (Ekonomi, efisiensi, efektivitas)
Efisiensi adalah hubungan antara input dan output d mana barang dan jasa yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu. Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input dimana barang dan jasa dibeli pada kualitas yang diinginkan dan pada harga terbaik yang dimungkinkan.
Efisiensi, efekvitas, ekonomis tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Semakin besar rasio tersebut semakin efisien suatu organisasi.apabila organisasi telh berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut berjalan dengan efektif. Apabila biaya dari suatu pembangunan rumah sakit bisa lebih rendah dari yang sesungguhnya, maka kondisi tersebut dikatakan ekonomis.
2.7  siklus pengukuran kinerja
terdapat lima tahap untuk melakukan pengukuran kinerja, yaitu penskemaan strategi, penciptaan indicator, pengembangan sistem pengukuran data, penyempurnaan ukuran kinerja, dan pengintegrasian dengan proses manajemen.

3.      PRAKTEK PENILAIAN KINERJA DILUAR NEGERI – BALDRIGE AWARD SEBAGAI PENGUKUR PRESTASI (MUTU) AMERIKA
Baldrige award ini direkayasa untuk mempromosikan :
a.       Kesadaran akan pentingnya mutu sebagai salah satu elemen untuk kemampuan bersaing
b.      Pengertian akan pentingnya keunggulan mutu
c.       Berbagai informasi tentang strategi mutu dan manfaat dari pelaksanaan strategi yang sukses
Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan dengan tiga jenis bidang usaha, yaitu pabrik, jasa, dan perusahaan kecil dengan pemenang maksimum dua perusahaan untuk tiap jenisnya, walaupun tidak mutlak aka nada dua pemenang pada tiap jenis setiap tahunnya. Penilaian badrige memiliki tiga dimensi, yaitu penilaian atau pendekatan dan pelaksanaan serta hasil. Ketiga dimensi ini diterapkan ke dalam 7 kategori yang memiliki 28 bagian penilaian dengan 92 bagian yang harus dijawab.
4.      PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA-PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA BAGI PELAKSANAAN TERTIB LALU LINTAS
Aspek yang dinilai berkenaan dengan criteria penilaian Wahana Tata Nugraha adalah :
1.      Aspek sarana
Penilaian terhadapa ketersediaan angkutan umum meliputi jumlah angkatan umum dan ketersediaan jaringan trayek.
2.      Aspek prasarana
Penilaian terhadap pembenahan di lingkungan seperti penerangan jalan, pavingisasi trotoar dan pengecetan batas trotoar.
3.      Aspek sumber daya
Penilaian terhadap pencatatan/pendataan pengemudi, data kecelakaan lalu lintas, data pelanggaran lalu lintas, dan data asuransi kecelakaan, mempermudah aparat dan masyarakat dalam mengindentifkasi pelaku pada saat kecelakaan lalu lintas.
4.      Aspek manajemen
o    Penilaian terhadap penskemaan
o   Organisasi
o   Pelaksanaan
o   Pngawasan dan pengendalian
5.      Aspek penilaian lapangan
Tujuan dari penilaian lapangan ini adalah untuk melihat pelaksanaan tertib lalu lintas di suatu daerah, dan mencocokkan jawaban dari daftar isian dengan keadaan yang sesungguhnya

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 GI-Hirasawa - Hataraku Maou-sama! - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -